Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"The Year of Happiness"

22 Desember 2017   13:57 Diperbarui: 23 Desember 2017   15:05 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Padar (sumber: www.phinemo.com)

Waktu kecil, kita hidup dengan penuh kebahagiaan. Bercanda dan bermain sepuasnya tanpa perlu memikirkan masalah atau beban hidup. Ketika dewasa, mulailah satu per satu orang-orang yang mengenal kita saat masih kanak-kanak bertanya.

"Apakah kamu sudah sukses?"

"Apakah kamu sudah kaya?"

Dan yang membingungkan mengapa mereka tidak bertanya, tentang suatu hal yang kita ingat saat masih kecil.

"Apakah kamu sudah bahagia?"

2017 memang tinggal hitungan hari. Dan di sisa-sisa waktu ini setiap kita mulai merencanakan apa yang menjadi resolusi, goal, tujuan dan harapan kita di tahun yang akan datang. Resolusi itu sendiri bisa jadi adalah resolusi tahun ini yang belum tercapai dan berusaha direalisasikan tahun depan. Mungkin saja itu adalah resolusi yang dibuat tahun 2017, ditulis pada tahun 2016, dicita-citakan sejak 2015 dan diimpikan sejak 2014 dan seterusnya.

Anyway, salah satu resolusi "terbesar" saya di tahun 2017 akhirnya tercapai (setelah dicita-citakan dan diimpikan sejak 2016), yaitu resign. Yes, saya keluar dari pekerjaan saya karena faktor jenuh, ditambah saya sudah tidak merasakan adanya perkembangan jika tetap bekerja disini. Bukan soal perkembangan gaji, namun juga perkembangan diri baik dari segi kompetensi maupun intuisi. Tiga tahun lewat tiga bulan sepertinya sudah lebih dari cukup.

Selain itu, resolusi saya adalah mencoret beberapa "bucket list travel", yakni tempat-tempat yang ingin saya datangi. Dari 7 wishlist, sudah tercoret 3. It's okay, mungkin saya baru bisa mewujudkan 'sisa'-nya di tahun 2018. Saya juga akhirnya bisa kembali ke passion saya yang sudah lama terkubur, menulis. Dan berkat Kompasiana sebagai ruang dan media dalam menulis, setidaknya ada beberapa karya yang berhasil saya buat (dan beberapa di antaranya diganjar hadiah juara blog competition/blog review).

Lalu apa yang menjadi resolusi saya di tahun 2018. Seperti judul artikel ini, 2018 is The Year of Happiness. Saya harus merasa lebih bahagia di tahun depan, entah dalam karir, percintaan, keluarga, kehidupan, dll. Dan setelah mengkurasi apa keinginan yang membuat saya bahagia, berikut adalah wishlist saya di tahun depan:

1. One Month, One Book

Terdengar sepele, tetapi susah untuk dipraktekkan. Membaca adalah salah satu hobi yang sudah lama saya telantarkan. Entah karena sibuk atau lebih suka baca blog atau artikel online. Saya ingin kembali ke hobi lama saya ini, membaca buku. Goal-nya, dalam sebulan saya mengkhatamkan satu buku.

Reading book (sumber: www.biem.co)
Reading book (sumber: www.biem.co)
Saya menyukai beragam jenis buku, baik novel, biografi, fiksi, buku tentang bisnis, dll. At least, realisasi dari resolusi ini sudah tampak sejak bulan Desember ini, dimana saya (saat ini, ketika menulis artikel ini) sedang membaca biografi dari tokoh inspiratif di Indonesia. Yes, one month for one book.

2. Aktif dalam komunitas

Sebelumnya, sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih pada Kompasiana yang telah menjadi wadah komunitas yang ingin saya geluti. Sejak resign, tiga bulan terakhir ini saya aktif di acara Nangkring, Visit, Coverage maupun Blogshop. Bukan hanya sekedar mendapat banyak ilmu, saya juga mendapatkan teman-teman baru, dan juga makan gratis (#eh). Tak lupa, ada beberapa pundi-pundi yang saya dapatkan berkat acara Kompasiana.

Event Nangkring (sumber: www.kompasiana.com)
Event Nangkring (sumber: www.kompasiana.com)
Tahun depan, saya ingin lebih aktif dalam komunitas Blogger lain. Selain karena ingin mengembangkan sayap, saya juga ingin terus mengasah kemampuan menulis saya. Bagi yang ingin mengundang saya masuk dalam komunitas, tangan saya terbuka lebar.

3. Belajar trading (lagi)

Tahun 2013, papa saya mendaftarkan saya untuk ikut kursus dan pelatihan saham USA. Sayangnya, saya berhenti di tengah jalan dan belum sempat mengaplikasikan ilmu itu di dunia nyata. Belakangan, papa saya mewanti-wanti dan 'kembali' menekan saya lagi tentang menjadi trader. Well, saya sebenarnya tertarik dengan dunia trading. Namun belajar trading cukup menguras banyak waktu, energi dan juga uang. Meski demikian, mewujudkan mimpi papa saya dalam diri pribadi adalah kewajiban, setidaknya untuk berbakti pada orang tua. Apalagi, tinggal dia satu-satunya orangtua yang saya miliki.

Trading US stock exchange (sumber: www.maxmanroe.com)
Trading US stock exchange (sumber: www.maxmanroe.com)
4. Naik gunung

Honestly, saya belum pernah naik atau mendaki sebuah gunung. Alasannya macam-macam. Mulai dari tidak memiliki peralatan mendaki, masalah sanitasi sampai kenyamanan saat tidur. Akan tetapi saya berpikir, sebelum usia saya menginjak kepala tiga, setidaknya saya harus pernah mendaki gunung, yah sekali seumur hidup lah.

Gunung Prau (sumber: www.pinterest.com)
Gunung Prau (sumber: www.pinterest.com)
Wishlist untuk naik gunung sebenarnya adalah salah satu resolusi saya di tahun 2017 yang belum tersampaikan. Saya ingin mencoba keluar dari zona nyaman. Beberapa nama gunung juga masuk ke dalam catatan saya, terutama gunung-gunung yang cocok untuk pemula. At least, tahun depan ada satu gunung yang berhasil saya taklukan.

5. Keliling Flores

Siapa sih yang gak mupeng lihat foto orang yang lagi berpose dengan background pulau padar. Labuan Bajo dan pulau komodo adalah wishlist "besar" saya di tahun depan. Tak hanya itu, saya juga ingin keliling daerah Flores lainnya seperti Waerebo, Ende, Maumere, Kelimutu dan Riung. Tuhan dan semesta, mohon bantu aku mewujudkan cita-citaku ini...

Pulau Padar (sumber: www.phinemo.com)
Pulau Padar (sumber: www.phinemo.com)
6. Ngegembel di luar negeri

Tahun ini sudah tercapai cita-citaku ngegembel di negeri sendiri. Gue uda ngerasain naik kereta 17 jam, atau ganti-ganti kendaraan dari bis-kapal-angkot-kapal kecil sampai gue mabuk darat+laut sekaligus, tidur beralaskan karpet atau tikar sampai kehabisan duit dan jadi gembel beneran di kota orang. Tahun ini gue punya cita-cita yang sedikit nyeleneh. Bisakah dengan uang Rp 1 juta saja (atau lebih dikit), gue bisa "ngegembel" di negeri orang. Tujuannya? Gue pengen ke Singapura-Malaka-Kuala Lumpur. Nyicip wisata-wisata gratisan dan murmer disana. Can i make it happen?

Malaka, my dream destination (sumber: www.agoda.com)
Malaka, my dream destination (sumber: www.agoda.com)
***

That's my resolution for 2018. Is it make me happy? Yes, of course! Saya juga sudah maping atau memetakan strateginya dari sekarang agar cita-cita di tahun depan terwujud. Lalu, bagaimana jika ternyata ada wishlist atau resolusi-resolusi di atas yang meleset atau tidak mampu direalisasikan. Tenang saja, resolusi adalah bagian dari tujuan hidup. Hidup tanpa tujuan layaknya sebuah kapal tanpa nahkoda. Meski ada beberapa resolusi yang missed, setidaknya kita sudah berusaha untuk mencapai tujuan tersebut and we should proud of it!

And now, write your goal, write your resolution. Saya tidak tahu apa yang Anda cita-citakan atau impikan di tahun depan. Mungkin ada yang ingin lulus kuliah, menikah, punya rumah, naik jabatan dan sebagainya. Apapun resolusi Anda, saya percaya Anda PASTI BISA mewujudkannya.

This is my resolution. What about You?

Write Your resolution (sumber: www.edunmor.com)
Write Your resolution (sumber: www.edunmor.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun