Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Gol Hantu" Masih Akan Terus Bergentayangan

28 November 2017   12:04 Diperbarui: 29 November 2017   18:24 4020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sulley Muntari dkk (sumber: www.zimbio.com)

30 Juli 1966, sekitar 96.000 pasang mata memadati Stadion Wembley. Partai puncak perhelatan sepak bola terbesar dunia itu mempertemukan tuan rumah Inggris kontra Jerman Barat. Bagi The Three Lions, kemenangan akan mencatatkan nama mereka dalam sejarah. Sementara Frans Beckenbauer cs ingin membuktikan bahwa timnas mereka saat ini bukan sekedar kuda hitam seperti pada Piala Dunia 1954.

Peluit dibunyikan dan dua belas menit setelahnya Helmut Haller membawa Der Panzer memimpin lebih dulu. Keunggulan tersebut hanya bertahan selama enam menit setelah Geoff Hurst menyamakan kedudukan. Jual beli serangan kembali terjadi di babak kedua setelah Martin Peters mencetak gol untuk Inggris yang kemudian dibalas oleh Wolfgang Weber di menit-menit akhir dan memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan.

Petaka terjadi pada menit 101. Melewati pengawalan dua pemain lawan, Geoff Hurst melepaskan tendangan dari jarak jauh. Hans Tilkowski hanya bisa melihat bola melewatinya dan tak sanggup menepisnya, namun si kulit bundar membentur tiang atas gawang kemudian memantul ke tanah.

Geoff Hurst goal (www.mirror.co.uk)
Geoff Hurst goal (www.mirror.co.uk)
Hurst terdiam, tidak yakin apakah tendangannya berbuah gol sementara rekan-rekannya menghampirinya untuk selebrasi. Para pemain Jerman Barat mengangkat tangan tanda protes bahwa belum terjadi gol. Wasit Gottfried Dienst kemudian berkonsultasi dengan hakim garis Tofiq Bahramov lalu mengesahkan gol tersebut. Punggawa Der Panzer yang kecewa dengan keputusan itu bermain dengan patah semangat hingga Hurst mencetak gol lagi dan mengakhiri laga dengan skor 4-2.

Inggris akhirnya keluar sebagai juara dan menggondol trofi Jules Rimet. Publik negeri Ratu Elizabeth mengenang momen itu dengan narasi "Football is Coming Home". Sementara Jerman menyebutnya sebagai "Wembley tor" (TOR = term of referee) seolah menyindir wasit yang memihak tuan rumah.

***

Meski tidak tercatat dalam sejarah sebagai yang pertama, namun gol Geoff Hurst adalah cikal bakal lahirnya istilah "gol hantu". Gol hantu adalah pameo yang digunakan di dunia sepakbola merujuk pada kejadian dimana bola telah melewati garis gawang tapi tidak disahkan sebagai gol atau sebaliknya saat bola belum masuk ke gawang namun dianggap gol.

Gol hantu terjadi karena kurang jelinya para pengadil lapangan dalam mencermati setiap detil pertandingan dan juga jarak sepersekian sentimeter antara bola dan garis gawang serta bahasa tubuh para pemain dan atmosfir di lapangan sehingga wasit harus membuat keputusan dalam waktu singkat. Pada tayangan ulang, bola sepakan Hurst sebenarnya memantul tepat di depan garis gawang namun disahkan sebagai gol yang jelas merugikan tim lawan.

Manuel Neuer dan gol hantu (sumber: www.tribunnews.com)
Manuel Neuer dan gol hantu (sumber: www.tribunnews.com)
Akan tetapi, hukum karma selalu berlaku. 44 tahun setelah kejadian di Wembley giliran Inggris yang kena batunya. Babak 16 besar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan mempertemukan Inggris dan Jerman. Skor sementara 2-1 untuk Phillip Lahm dkk. Frank Lampard melepaskan tembakan terukur yang membentur tiang gawang atas lalu memantul ke tanah kemudian keluar dari gawang. Manuel Neuer dengan tenang menangkap bola pantulan tersebut dan menendangnya ke tengah lapangan seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan agar laga terus berjalan.

Para pemain Inggris memprotes, namun wasit bergeming pada keputusannya bahwa tak terjadi gol. Lampard hanya bisa pasrah pada keputusan sang pengadil. Padahal jika berbuah gol, kedudukan akan berimbang dan laga akan berlangsung sengit. Inggris pun tumbang dengan skor telak 4-1, namun setidaknya mereka bisa pulang dengan kepala tegak karena bukan kalah lewat adu penalti.

Sejak pertandingan itu, Lampard mengaku masih sering melihat tayangan ulang insiden tersebut layaknya seseorang yang masih belum bisa move on dengan melihat foto atau kenangan bersama mantan kekasihnya. Untungnya tendangan Lampard mengenai tiang gawang, bukan tiang listrik. Karena jika demikian maka ia akan terus dihantui oleh 'Papa'. Neuer? Seharusnya ia mendapat beasiswa sekolah akting di Hollywood demi mematangkan kemampuannya karena bakat "Poker Face" miliknya sangat mendukung.

kecewanya Frank Lampard (sumber: www.zimbio.com)
kecewanya Frank Lampard (sumber: www.zimbio.com)
***

Gol hantu memang menjadi polemik. Tak jarang gol hantu juga menentukan nasib akhir suatu tim, seperti halnya Inggris yang menjadi kampiun Piala Dunia 1966 berkat bantuan gol hantu.

Mungkin salah satu gol hantu yang tak terlupakan adalah kala Chelsea bersua Liverpool pada semifinal Liga Champions 2004/2005. Jose Mourinho yang setahun sebelumnya membawa FC Porto juara Eropa berhasrat mengulanginya kembali bersama tim barunya. Apalagi Chelsea juga dua musim beruntun masuk semifinal dan berpotensi juara.

Pertandingan berjalan dengan skor kacamata sampai akhirnya sebuah kemelut terjadi di depan gawang Chelsea. Pada menit keempat, umpan Steven Gerrard disambut oleh Milan Baros yang masuk ke kotak penalti dan dijatuhkan Petr Cech. Baros dan beberapa pemain The Reds mengklaim penalti tapi tidak digubris wasit.

Bola liar yang masih bergulir disambar oleh Luis Garcia yang memantul di tanah dan bergerak ke dalam gawang. Pada saat bersamaan, William Gallas langsung menyapunya keluar dalam posisi tepat di garis gawang. Si Merah menganggap gol itu sah, sementara Si Biru bersikeras bahwa tidak terjadi gol karena bola belum melewati garis gawang.

selebrasi gol hantu Luis Garcia (sumber: www.skysports.com)
selebrasi gol hantu Luis Garcia (sumber: www.skysports.com)
Wasit menyatakan gol terjadi. Liverpool lolos dengan skor 1-0 dan melaju ke babak final yang kita tahu berhasil dimenangkan oleh Steven Gerrard Cs yang dikenal sebagai "Miracle of Istanbul". Usai laga, Mou dengan mulut pedasnya mengomentari gol hantu tersebut di mana lewat tayangan ulang membuktikan bahwa gol Luis Garcia memang tidak sah.

"Kekuatan Anfield sungguh luar biasa. Namun itu tak mempengaruhi pemain saya. Tetapi mungkin hal itu mempengaruhi orang lain dan hasil pertandingan. Tanya saja kepada hakim garis yang mengesahkan gol itu," ucapnya dengan sinis.

Bahkan setelah lewat 10 tahun, gol hantu tersebut masih menggentayangi The Special One.

"Saya punya memori buruk di Anfield. Tersingkir di semifinal Liga Champions dengan gol seperti itu akan Anda ingat selalu. Anda tidak akan melupakannya."

***

Juventus telah menjadi penguasa Italia selama enam musim terakhir. Namun siapa sangka awal mula dominasi tersebut adalah gol hantu. Menjamu Si Nyonya Tua di San Siro, AC Milan memuncaki klasemen dengan selisih satu angka dari sang rival klasik, namun Juventus masih menyimpan satu laga tunda. Antonio Nocerino membawa Rossoneri unggul, tak lama kemudian Sulley Muntari menambah keunggulan lewat tandukannya.

Secara kontroversial, gol tersebut dianulir oleh wasit. Tandukan Muntari memang telah melewati garis, namun Buffon berhasil menepisnya keluar dari gawang. Juventus akhirnya menyamakan kedudukan 1-1 lewat gol "telat" di menit-menit akhir injury time melalui sontekan Alessandro Matri.

"Buffon melihat bola melewati garis. Saya tak punya idola dalam sepak bola, tapi tadinya saya pikir Buffon seorang juara dalam bersikap fair,"ujar Muntari mengungkapkan rasa kecewanya karena bila gol tersebut disahkan, mungkin saja AC Milan akan mempertahankan scudetto.

Sulley Muntari dkk (sumber: www.zimbio.com)
Sulley Muntari dkk (sumber: www.zimbio.com)
"Itu adalah pertandingan yang indah dan Milan bermain dengan sangat baik. Sayang ada sebuah insiden yang memalsukan hasil akhir. Apakah garisnya tidak sempurna dan mungkin terlalu lebar. Kami harus menerimanya," tutur pelatih AC Milan saat itu, Massimiliano Allegri dengan nada sarkastik.

Di akhir kompetisi musim 2011/2012, Juventus keluar sebagai juara dan mendominasi enam musim beruntun. Allegri yang turut mengomentari keputusan gol hantu itu mungkin tak menyangka bahwa ia kini telah menjadi bagian dalam kesuksesan La Vecchia Signora. Beruntunglah tidak ada statement darinya saat itu yang membuatnya terpaksa blunder atau menjilat ludah.

***

Baru-baru ini insiden gol hantu kembali terjadi. Lakonnya adalah Lionel Messi kala Barcelona melawat ke Stadion Mestalla, Senin (27/11/2017) dinihari WIB pada lanjutan La Liga. Dalam usahanya menjinakkan Valencia, kuda hitam sekaligus peringkat kedua klasemen, Blaugrana harus puas dengan skor 1-1.

Di babak pertama, skor berakhir sama kuat 0-0. Namun pada menit ke-29, Messi melepaskan tendangan first time meneruskan umpan Luis Suarez. Neto berusaha menghalau bola tapi terlepas dari tangkapannya. Dalam tayangan ulang, bola bergulir melewati garis gawang. Messi yang langsung berselebrasi harus kecewa karena wasit Ignacio Iglesias Villanueva tidak mengesahkan gol itu.

Messi melakukan protes (sumber: sepakbola.detik.com)
Messi melakukan protes (sumber: sepakbola.detik.com)
Valencia hampir saja memaksimalkan "kelengahan" para pemain Barca yang sedang terkejut karena dianulirnya gol itu jika saja tendangan Simone Zaza tidak melenceng dari gawang meski ia menendang dengan benar, bukan lewat failed tap dance penalty shoot.

Messi sendiri sangat kecewa layaknya anak bayi. Ia berteriak dan protes keras sampai pertandingan usai. Mungkin para punggawa Barcelona harus diberi les privat akting protes demi memperkaya kemampuan akting diving mereka yang sudah diakui oleh Oscar.

Barcelona memang masih memimpin klasemen. Namun mereka gagal melebarkan jarak dengan duo Madrid yang kini hanya berjarak delapan poin. Kita belum tahu, apakah gol hantu Messi akan mempengaruhi hasil akhir kompetisi atau tidak.

***

Gol hantu selain mencederai sportivitas juga telah merugikan banyak pihak. Demi meminimalisir kerugian tersebut, FIFA telah menerapkan teknologi garis gawang (goal-line technology) yang sudah diadopsi oleh empat liga top Eropa (Premiere League, Bundesliga, Ligue 1, Serie A). Hanya La Liga yang belum menerapkan teknologi ini. Itulah sebabnya terjadi insiden gol hantu dari seorang Lionel Messi yang menjadi anomali karena beberapa hari sebelumnya ia baru saja menerima penghargaan sepatu emas Eropa.

goal-line technology (sumber: bola.liputan6.com)
goal-line technology (sumber: bola.liputan6.com)
Otoritas La Liga mengaku masih belum menerapkan teknologi garis gawang karena terlalu mahal. Sebagai gantinya La Liga memilih untuk menggunakan teknologi VAR (video assistant referee) yang baru akan digunakan pada musim 2018/2019. VAR sendiri merupakan video rekaman untuk membantu tugas wasit dalam mengambil keputusan mengenai gol, penalti, kartu merah, atau kesalahan identifikasi. Teknologi VAR diharapkan mampu membantu wasit untuk mengurangi keputusan kontroversial.

Namun VAR masih belum matang karena dianggap membingungkan. Misalnya, bagaimana jika pemain sudah merayakan "gol" yang ambigu, sementara wasit masih menunggu konfirmasi lalu diputuskan bahwa tidak ada gol. Para pemain akan menggerutu dan secara tak langsung mempengaruhi mental mereka. Mari berpikir positif, anggap saja VAR lebih murah dan La Liga tidak mendapatkan kucuran APBN karena sudah dialihkan untuk keamanan, khususnya untuk melakukan tindakan koersif bagi warganya yang ingin memerdekakan diri.

Michel Platini saat menjabat sebagai presiden UEFA juga menolak penggunaan teknologi dalam pertandingan seperti teknologi garis gawang dan lebih mendayagunakan manusia. Alasannya adalah demi menjaga esensi olahraga itu sendiri dimana drama telah menjadi bumbu sepak bola. Menurutnya, dengan teknologi, pesepak bola akan menjadi robot dan kehilangan sisi humanis. Sama seperti drama terindah kala dirinya dijatuhkan hukuman larangan terlibat dunia sepakbola selama delapan tahun karena kasus suap.

Gol hantu Messi adalah salah satu dari sekian gol-gol hantu yang banyak terjadi dan mungkin tidak terpublikasi. Gol hantu bisa menentukan hasil akhir pertandingan atau kompetisi. Wajar bila gol ini masih akan terus menghantui dan menggentayangi mereka yang telah menjadi korban, seperti Mourinho dan Lampard yang belum bisa move on meski sudah bertahun-tahun berlalu.

Mungkin kita tidak akan melihat gol hantu di liga-liga Eropa lainnya atau di perhelatan akbar seperti Piala Dunia 2018. Namun gol hantu masih akan terjadi, dan akan terus bergentayangan, setidaknya sampai akhir musim ini (di La Liga). Jangan kaget bila nanti kita akan membaca headline seperti:

"Dramatis! Gol Hantu Ronaldo Menangkan Real Madrid di El Clasico."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun