Gol hantu memang menjadi polemik. Tak jarang gol hantu juga menentukan nasib akhir suatu tim, seperti halnya Inggris yang menjadi kampiun Piala Dunia 1966 berkat bantuan gol hantu.
Mungkin salah satu gol hantu yang tak terlupakan adalah kala Chelsea bersua Liverpool pada semifinal Liga Champions 2004/2005. Jose Mourinho yang setahun sebelumnya membawa FC Porto juara Eropa berhasrat mengulanginya kembali bersama tim barunya. Apalagi Chelsea juga dua musim beruntun masuk semifinal dan berpotensi juara.
Pertandingan berjalan dengan skor kacamata sampai akhirnya sebuah kemelut terjadi di depan gawang Chelsea. Pada menit keempat, umpan Steven Gerrard disambut oleh Milan Baros yang masuk ke kotak penalti dan dijatuhkan Petr Cech. Baros dan beberapa pemain The Reds mengklaim penalti tapi tidak digubris wasit.
Bola liar yang masih bergulir disambar oleh Luis Garcia yang memantul di tanah dan bergerak ke dalam gawang. Pada saat bersamaan, William Gallas langsung menyapunya keluar dalam posisi tepat di garis gawang. Si Merah menganggap gol itu sah, sementara Si Biru bersikeras bahwa tidak terjadi gol karena bola belum melewati garis gawang.
"Kekuatan Anfield sungguh luar biasa. Namun itu tak mempengaruhi pemain saya. Tetapi mungkin hal itu mempengaruhi orang lain dan hasil pertandingan. Tanya saja kepada hakim garis yang mengesahkan gol itu," ucapnya dengan sinis.
Bahkan setelah lewat 10 tahun, gol hantu tersebut masih menggentayangi The Special One.
"Saya punya memori buruk di Anfield. Tersingkir di semifinal Liga Champions dengan gol seperti itu akan Anda ingat selalu. Anda tidak akan melupakannya."
***
Juventus telah menjadi penguasa Italia selama enam musim terakhir. Namun siapa sangka awal mula dominasi tersebut adalah gol hantu. Menjamu Si Nyonya Tua di San Siro, AC Milan memuncaki klasemen dengan selisih satu angka dari sang rival klasik, namun Juventus masih menyimpan satu laga tunda. Antonio Nocerino membawa Rossoneri unggul, tak lama kemudian Sulley Muntari menambah keunggulan lewat tandukannya.