Investasi, sebuah kata yang untuk sebagian orang menggairahkan namun sebagian menganggapnya menakutkan. Mengapa demikian? Investasi adalah suatu bentuk penanaman modal demi meraih laba maksimal. Bentuk investasi pun bermacam-macam mulai dari fisik (properti, emas, tanah, bisnis konvensional) sampai portofolio (deposito, saham, obligasi, valuta asing).
Kendati demikian, investasi pastinya berujung pada dua hal, keuntungan atau kerugian. Karena itu sebelum berinvestasi calon investor harus mengenali produk-produk investasi yang dipilihnya terlebih dahulu. Kurangnya informasi dan pemahaman membuat investor kehilangan modal, ditambah santernya isu investasi bodong membuat orang semakin takut berinvestasi.
Hal inilah yang coba diluruskan karena investasi adalah hak semua orang dan lembaga keuangan dan investasi terkait wajib memberikan edukasi serta kemudahan dalam berinvestasi. Dalam acara nangkring Kompasiana bersama BNP Paribas Investment Partners, saya dan teman-teman Kompasianer lainnya belajar tentang bagaimana cara berinvestasi, khususnya untuk pemula atau newbie. Acara dihelat di resto Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/10/2017) dengan tema "Mitos atau Fakta? Investasi itu Enggak Ribet, Murah, dan Aman".
Dipandu oleh moderator dari KOMPAS, dalam acara diskusi tersebut hadir Vivian Secakusuma selaku Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners, Rangga Almahendra, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), vlogger, penulis dan produser "99 Cahaya di Langit Eropa", dan Rully Hariwinata, head of product and proposition BNPP, PayPro.
BNP Paribas sendiri telah berdiri sejak 1992 dan mengusung misi sebagai market leader, innovator dan educator produk investasi reksa dana di Indonesia. Per Agustus 2017, tercatat jumlah dana investasi reksa dana yang dikelola mencapai Rp 31 triliun.
Vivian pun mengawali acara dengan pembahasan mengenai pentingnya berinvestasi. Inflasi yang terus menggerus nilai kekayaan membuat semua orang wajib menginvestasikan kekayaannya pada produk investasi seperti deposito, saham, obligasi, emas dan properti agar nilai kekayaan terus tumbuh dan memberikan jaminan di masa depan.
Pada kesempatan yang sama Vivian juga memaparkan mitos-mitos yang menjadi alasan orang takut memulai investasi. Tak lupa ia juga membeberkan fakta-fakta untuk mematahkan mitos tersebut. Apa sajakah itu?
- Investasi menyita waktu. Faktanya, produk investasi seperti reksa dana tidak akan menyita waktu kita yang sibuk bekerja atau berbisnis karena pengelolaan dan aktifitas bisa dilakukan oleh manajer investasi. Kita tak perlu repot-repot memantau portofolio atau menganalisis produk pasar.
- Investasi tidak aman. Faktanya meski kita menyerahkan pengelolaan pada manajer investasi, semua produk investasi dan manajer investasi telah terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tentunya ini memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam berinvestasi.
- Investasi mahal. Banyak yang beranggapan bahwa investasi hanyalah mainannya orang kaya saja. Faktanya kita bisa memulai berinvestasi dengan nominal Rp 100.000 di produk investasi seperti reksa dana.
- Investasi ribet. Nah, inilah yang coba diluruskan. Kemajuan teknologi semakin memudahkan transaksi dalam setiap investasi kita mulai dari internet banking, mobile banking serta aplikasi seluler berbasis fintech.
Vivian menjelaskan solusi berinvestasi, khususnya untuk pemula adalah melalui reksa dana karena minim risiko, lebih mudah, murah, aman dan cepat.