Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sehari Menikmati Keindahan Kota Udang

19 Juni 2017   12:41 Diperbarui: 22 Juni 2017   21:45 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkunjung ke Keraton Kanoman, pengunjung akan dibawa ke bagian belakang dimana terdapat sumur yang memiliki mitos yang dipercaya oleh masayarakat setempat. Adalah sumur witana dimana mereka yang mencuci muka atau minum air sumur itu akan mendapatkan jodoh. Beberapa peserta beramai-ramai membasuh wajah dan minum air sumur witana. Saya juga sempat cuci muka di sumur ini karena cuaca di Cirebon saat itu sangat terik.

Tak jauh dari sumur tersebut ada sumur kejayaan. Pada zaman dahulu, para prajurit mandi di sumur ini sebelum berperang. Jika mereka membasuh diri di sumur kejayaan, niscaya akan meraih kemenangan. Saat ini, sumur kejayaan sering digunakan oleh pejabat dan politikus. Berbeda dengan sumur witana, sumur kejayaan ditaburi kembang dan sesajen. Namun pengunjung juga diperbolehkan untuk membasuh diri atau minum air sumur ini.

Kuliner dan oleh-oleh khas

Seperti turis dan wisatawan pada umumnya jika sedang jalan-jalan. Kuliner dan oleh-oleh adalah dua hal yang tak boleh dilewatkan. Salah satu kuliner khas kota Cirebon adalah empal gentong. Sajian yang mirip gulai atau soto kuning ini memiliki citarasa yang khas karena dimasak menggunakan wadah tanah liat/gentong. Potongan bumbu dan daging dimasak menggunakan arang atau kayu bakar sehingga rasanya meresap ke dalam daging.

Sayangnya penggunaan gentong untuk memasak empal gentong mulai ditinggalkan. Namun masih ada beberapa penjual empal gentong yang meracik menggunakan cara tradisional ini.

Menyantap empal gentong biasanya ditemani sate kambing muda yang berisi potongan daging dan lemak, sate dilengkapi oleh acar dan juga bumbu kacang. Rasa juicy dari sate semakin melengkapi gurihnya empal gentong.

Untuk oleh-oleh kudapan, saya sempat bingung apa yang menjadi oleh-oleh khas Cirebon. Semarang punya lumpia, Jogja punya bakpia, Garut ada dodol, lalu Cirebon punya apa? Ternyata Cirebon memiliki sirup tjampolay (ejaan lama, dibaca campolai), sirup homemade yang sudah diproduksi sejak puluhan tahun silam. Rasanya pun bervariasi mulai dari pisang susu, jeruk nipis, peach, dll. Jika mencari oleh-oleh khas Cirebon, sirup tjampolay adalah jawabannya.

***

Sehari menikmati keindahan kota udang rasanya sangat melelahkan sekaligus menyenangkan. Selain menambah wawasan dengan mengunjungi tempat bersejarah lengkap dengan mitos-mitosnya, kami juga mencicipi kelezatan kulinernya. Pengalaman ini membuat nafsu berpetualang saya menggebu-gebu untuk kembali ke kota ini.

Ada banyak kuliner menarik lainnya yang belum saya cicipi seperti nasi jamblang, mie koclok dan bubur sop. Lalu sebagai traveler yang mencari wisata back to nature, ada tempat-tempat yang menarik seperti desa Ciwaringin dan Cikalahang, Situ Sedong dan Banyu Panas Palimanan. Setelah road trip lewat jalur Cipali, saya ingin merasakan pengalaman berbeda dalam perjalanan ke Cirebon berikutnya, yaitu menggunakan kereta api.

Seperti biasanya, saya mereservasi tiket kereta melalui situs KAI. Selanjutnya saya memesan tiket yang masih tersedia di jalur keberangkatan. Saya memilih berangkat dari stasiun gambir dan tiba di stasiun cirebon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun