Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

London, Pria Tua dan Sebuah Pesta

16 Mei 2017   20:47 Diperbarui: 17 Mei 2017   22:57 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Chelsea Champions EPL 2016/2017 || (sumber: premiereleague.com)"]

[/caption]

[caption caption="Don Antonio || (sumber: premiereleague.com)"]

[/caption]

Berbeda bagi profesor. Menang atau kalah, ia akan tetap mengadakan pesta. Bukan pesta kemenangan, tapi mungkin sebuah pesta.... perpisahan. Hanya saja ia tak tahu apakah pesta itu akan dihiasi oleh sebuah piala atau hanya sebuah meja kosong. Yang pasti, kalimat hujatan, cacian, makian, keluhan dan sedikit terima kasih akan menghiasi pesta tersebut. Jangan berharap akan ada nyanyian, tarian atau minuman keras. Jika itu yang diharapkan, Anda berada di pesta yang salah.

Sebuah pesta dengan makna berbeda akan seegra berlangsung di kota London. Entah pesta milik siapa dan entah siapa yang akan berjaya. Ia yang tersenyum makin lebar, atau ia yang tersenyum getir kemudian kembali ke ekspresi datarnya.

***

Hari sudah larut malam, Don Antonio pulang untuk beristirahat. Pesta semalam suntuk bersama anak buahnya membuatnya letih. Seperti mengulang waktu, ia teringat saat desas-desus bahwa ia akan segera ditendang menggema. Wajahnya tersenyum kala berhasil menyumpal mulut para pengkritiknya dengan rentetan kemenangan dan sebuah piala. Kini ia bisa tertidur pulas agar keesokan harinya bisa menyiapkan agenda meraih kemenangan di pesta London.

[caption caption="Profesor & Don Antonio || (sumber: dailystar.co.uk)"]

[/caption]

Sementara, pria tua yang terus duduk di bangku stadion itu terus terdiam, seperti enggan beranjak dari lamunannya. Matanya menerawang, membayangkan segala kemungkinan terburuk. Rencana traveling ke kota-kota elit Eropa, yang tiap tahun rutin mereka lakukan, terancam batal. Mungkin mereka hanya akan mengunjungi kota-kota kecil dan semenjana dengan skala prestis yang kecil. Bagaimanapun, hal itu sudah ada dalam manajemen risiko miliknya.

Ia bangkit menuju mobilnya dan mengendarainya untuk kembali pulang. Pesta London sudah menanti. Ia kembali terjebak nostalgia, mengingat dua dan tiga tahun silam dirinyalah yang berjaya. Namun bayangan buruk kembali menghantui. Bagaimama bila ia gagal. Apalagi ia tahu bahwa pesta tersebut juga akan menjadi acara perpisahannya.

Profesor tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi. Tepat setahun lalu, seorang meneer meraih kemenangan dalam pesta London, namun yang menjadi balasannya adalah surat PHK. Pria tua itu terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Sedetik kemudian ia berpikir lalu menggumam.

Apakah ini sebuah pertanda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun