Apa saja sih wisata Indonesia yang terkenal? Mayoritas pasti menjawab Bali, kemudian disusul dengan Jogja dengan Candi Borobudur dna Candi Prambanan miliknya. Ada pula yang menyebut Bunaken, Danau Toba atau Tangkuban Perahu dengan ceritanya yang melegenda tersebut.
Belakangan, pariwisata mulai naik dan memunculkan nama-nama destinasi unik lainnya. Sebut saja Raja Ampat yang sudah tersohor di kalangan turis asing, Derawan yang disebut sebagai Maldives-nya Indonesia, Wakatobi hingga Taman Nasional Komodo. Jangan lupakan pula Belitung yang pariwisatanya terangkat berkat film 'Laskar Pelangi'Â atau Gereja Ayam dan Punthuk Setumbu yang menjadi saksi bisu kisah Cinta dan Rangga di 'Ada Apa Dengan Cinta 2.'
Disinilah peran para travel blogger untuk mempromosikan tempat-tempat tersebut lewat blog dan tulisannya. Para blogger bisa sharing pengalaman mereka, bagaimana keindahan alamnya, hambatan dan kesulitan di perjalanan atau keramahtamahan warga sekitar. Bukan hanya tempat yang pernah mereka datangi, blogger juga bisa menceritakan destinasi impian yang ingin mereka kunjungi. Contohnya, sharing pribadi saya untuk resolusi traveling di tahun 2017, yaitu Napak Tilas Rupiah.
Indonesia memang diberkahi dengan alam yang indah. Siapa yang tak mau menikmati surga di Anambas atau Sombori, merasakan iklim layaknya gurun pasir di Lembah Baliem Wamena, mempelajari sejarah di Buton atau asimilasi budaya di Lasem. Btw, nama-nama tersebut cukup asing? Well, inilah yang disebut promosi wisata. Segera gugling dan cari tahu jawabannya.
Tahun 2017, Kementrian Pariwisata menargetkan 15 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Target tersebut juga dibarengi dengan dicanangkannya 10 destinasi prioritas atau 'Bali Baru'. Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Candi Borobudur, Wakatobi, Mandalika, Morotai, Bromo Tengger Semeru dan Labuan Bajo adalah destinasi yang diharapkan dapat menggaet banyak turis.
Peran serta blogger untuk memperkenalkan, mempromosikan serta memajukan wisata tanah air sangatlah diperlukan. Selain destinasi prioritas tersebut pastinya ada banyak surga yang masih tersembunyi. Dengan begitu, pariwisata Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Harus diakui, untuk kawasan Asia Tenggara saja pariwisata kita tertinggal oleh Thailand dan Malaysia. Padahal, wisata di negeri kita tak kalah indah dengan banyaknya destinasi menarik. Kurangnya promosi serta infrastrustur yang belum memadai menjadi persoalan. Kini setelah pembangunan transportasi, akomodasi dan amenitas yang gencar dilakukan, yang perlu kita lakukan tinggal mempromosikannya.
Menjadi tuan rumah di negeri sendiri adalah sebuah impian. Saat banyak warga kita sendiri lebih asyik dan happy plesiran ke luar negeri, alangkah indahnya bila suatu hari mereka lebih bangga menginjakkan kaki di Raja Ampat, diving di Wakatobi, menaiki puncak Carstensz Pyramid atau menyaksikan fenomena blue fire di Kawah Ijen. Atau ketika banyak wisatawan mancanegara tertarik mengunjungi tanah air, merasakan pengalaman berkesan serta membagikan kisahnya kepada banyak orang sehingga mereka juga semakin ingin traveling ke Indonesia.