Mohon tunggu...
Deny Oey
Deny Oey Mohon Tunggu... Administrasi - Creative Writer

Seorang pembelajar, pecinta alam dan penikmat makanan pedas. Sesekali mengkhatamkan buku dan membagikan pemikirannya dalam tulisan. Beredar di dunia maya dengan akun @kohminisme (IG) dan @deNocz (Twitter).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Memajukan Pariwisata Indonesia Lewat Tulisan

11 Januari 2017   15:54 Diperbarui: 12 Januari 2017   15:16 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komodo, satwa asli Indonesia | PoskotaNews.com

Traveling. Kalimat ini tentu sudah tidak asing lagi bagi banyak orang, khususnya generasi milenial. Menceritakan kisah perjalanan lewat bingkai gambar tentang petualangan dan tempat yang didatangi sangatlah menarik. Apalagi teknologi dan perkembangan zaman secara tidak langsung juga memajukan dunia piknik dan jalan-jalan ini.

Mari kita flashback sejenak. Jauh sebelum era sosial media yang menjadi 'tempat pamer' para pelancong dan musafir, media yang sering digunakan untuk sharing dunia traveling adalah blog. Bahkan, sampai saat ini blog juga masih eksis baik berupa situs pribadi, forum atau web portal. Ulasan berupa opini, pendapat, catatan perjalanan atau curhat pribadi dituangkan oleh para blogger, yakni para penulis blog tersebut.

Setiap blogger tentu punya ciri khas masing-masing dalam menuangkan unek-uneknya lewat tulisan. Untuk travel blogger, tulisan mereka akan sangat membantu kemajuan pariwisata, khususnya di tanah air.

Gunung Rinjani || blagaforever.ru
Gunung Rinjani || blagaforever.ru
Informasi dan referensi

Blog traveling biasanya berisikan informasi suatu tempat atau destinasi wisata yang dikunjungi oleh blogger tersebut. Dalam blog itu juga tercantum rute transportasi, rekomendasi hotel atau kuliner di sekitarnya, bahkan memberikan perincian biaya yang dikeluarkan saat traveling.

Inilah salah satu fungsi blog paling utama, yaitu memberikan informasi seakurat mungkin. Mungkin tempat wisata tersebut memiliki situs resmi dengan informasi yang lebih lengkap. Namun rasanya akan lebih afdol jika kita mendengar cerita langsung dari mereka yang sudah pergi kesana bukan? Tak harus cerita langsung dari mulut dan bertatap muka, kita sudah dimudahkan dengan media blog.

Selain itu, informasi tersebut juga akan menjadi acuan atau referensi jika kita ingin berwisata. Pernah suatu kali saya ingin mengunjungi sebuah pura hindu ala Bali yang berada di Bogor yang saya sendiri juga baru tahu dan belum pernah mendengarnya. Cukup mengetik 'Pura di bogor' di google, saya langsung mendapatkan informasi tentang destinasi yang bernama Pura Parahyangan Agung Jagatkartta tersebut.

Sunrise at Borobudur | TribunTravel.com
Sunrise at Borobudur | TribunTravel.com
Hasil pencarian itu didominasi oleh blog, meski ada yang menulisnya sekitar tiga sampai empat tahun silam namun informasi yang diberikan masih tetap relevan sampai saat ini. Saya pun membaca cerita tentang blogger yang menekankan poin bahwa Pura Jagatkartta bukanlah tempat wisata melainkan tempat ibadah. Ada juga blogger yang terkena pungli oleh oknum setempat atau blogger yang terpaksa membayar tukang ojek yang sebenarnya tidak mereka pesan. Sungguh kita akan mendapatkan banyak informasi menarik dari berbagai sudut pandang.

Intinya, dari setiap blog tersebut memberikan informasi yang dibutuhkan, khususnya bagi para traveler yang sedang merencanakan perjalanannya. Tentu hal ini akan sangat membantu, sebagai referensi agar kita tidak 'buta' akan tujuan kita.

Media promosi

Konten blogger bermuatan positif akan sangat sedap dipandang. Apalagi blog traveling juga membuka mata dan wawasan baru kita terhadap tempat-tempat yang bahkan belum pernah kita lihat atau dengar. Tak harus wisata luar negeri yang mahal, negeri kita memiliki banyak surga tersembunyi yang menunggu untuk dijelajahi.

Apa saja sih wisata Indonesia yang terkenal? Mayoritas pasti menjawab Bali, kemudian disusul dengan Jogja dengan Candi Borobudur dna Candi Prambanan miliknya. Ada pula yang menyebut Bunaken, Danau Toba atau Tangkuban Perahu dengan ceritanya yang melegenda tersebut.

Belakangan, pariwisata mulai naik dan memunculkan nama-nama destinasi unik lainnya. Sebut saja Raja Ampat yang sudah tersohor di kalangan turis asing, Derawan yang disebut sebagai Maldives-nya Indonesia, Wakatobi hingga Taman Nasional Komodo. Jangan lupakan pula Belitung yang pariwisatanya terangkat berkat film 'Laskar Pelangi' atau Gereja Ayam dan Punthuk Setumbu yang menjadi saksi bisu kisah Cinta dan Rangga di 'Ada Apa Dengan Cinta 2.'

Kepulauan Anambas || Riaupos.co
Kepulauan Anambas || Riaupos.co

Disinilah peran para travel blogger untuk mempromosikan tempat-tempat tersebut lewat blog dan tulisannya. Para blogger bisa sharing pengalaman mereka, bagaimana keindahan alamnya, hambatan dan kesulitan di perjalanan atau keramahtamahan warga sekitar. Bukan hanya tempat yang pernah mereka datangi, blogger juga bisa menceritakan destinasi impian yang ingin mereka kunjungi. Contohnya, sharing pribadi saya untuk resolusi traveling di tahun 2017, yaitu Napak Tilas Rupiah.

Indonesia memang diberkahi dengan alam yang indah. Siapa yang tak mau menikmati surga di Anambas atau Sombori, merasakan iklim layaknya gurun pasir di Lembah Baliem Wamena, mempelajari sejarah di Buton atau asimilasi budaya di Lasem. Btw, nama-nama tersebut cukup asing? Well, inilah yang disebut promosi wisata. Segera gugling dan cari tahu jawabannya.

Keindahan bawah laut Wakatobi | Ganlob.com
Keindahan bawah laut Wakatobi | Ganlob.com
Menjadi tuan rumah

Tahun 2017, Kementrian Pariwisata menargetkan 15 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Target tersebut juga dibarengi dengan dicanangkannya 10 destinasi prioritas atau 'Bali Baru'. Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Candi Borobudur, Wakatobi, Mandalika, Morotai, Bromo Tengger Semeru dan Labuan Bajo adalah destinasi yang diharapkan dapat menggaet banyak turis.

Peran serta blogger untuk memperkenalkan, mempromosikan serta memajukan wisata tanah air sangatlah diperlukan. Selain destinasi prioritas tersebut pastinya ada banyak surga yang masih tersembunyi. Dengan begitu, pariwisata Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Harus diakui, untuk kawasan Asia Tenggara saja pariwisata kita tertinggal oleh Thailand dan Malaysia. Padahal, wisata di negeri kita tak kalah indah dengan banyaknya destinasi menarik. Kurangnya promosi serta infrastrustur yang belum memadai menjadi persoalan. Kini setelah pembangunan transportasi, akomodasi dan amenitas yang gencar dilakukan, yang perlu kita lakukan tinggal mempromosikannya.

Seperti yang sudah dijelaskan. Konten blog tak harus berisi cerita pengalaman, namun bisa pula memuat informasi destinasi setempat, kelebihan dan kekurangan serta poin plus untuk menguatkan alasan mengapa berkunjung kesana. Bahkan, saya sendiri pernah melihat sebuah blog yang menggunakan bahasa inggris. Bukan berarti tak cinta bahasa tanah air, tapi inilah strategi untuk menjangkau turis potensial dari negeri seberang.

Menjadi tuan rumah di negeri sendiri adalah sebuah impian. Saat banyak warga kita sendiri lebih asyik dan happy plesiran ke luar negeri, alangkah indahnya bila suatu hari mereka lebih bangga menginjakkan kaki di Raja Ampat, diving di Wakatobi, menaiki puncak Carstensz Pyramid atau menyaksikan fenomena blue fire di Kawah Ijen. Atau ketika banyak wisatawan mancanegara tertarik mengunjungi tanah air, merasakan pengalaman berkesan serta membagikan kisahnya kepada banyak orang sehingga mereka juga semakin ingin traveling ke Indonesia.

Jangan lupa bahwa Indonesia adalah surga. Jangan sampai potensi ini terkubur. Bersama kita bisa memajukan dunia pariwisata. Lewat media tulisan dan blog ini semoga menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin berpetualang dan menjadikan waktu liburannya sebagai perjalanan berarti. Bukalah mata dan nikmati setiap keindahan dan pesonanya, there's so many hidden paradise in our country.

Salam blogger

Traveling | kullhadd.com
Traveling | kullhadd.com
Facebook

Twitter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun