Anyway, hal inilah yang membedakan Van Gaal dan Pellegrini. Bila Pellegrini diberi ‘masa tenang’ di sisa masa kerjanya, maka Van Gaal harus berpacu dengan waktu dan kesempatan yang datang. Ia bagai telur retak yang sudah berada di ujung tanduk. Kita sudah membahas prestasi apa yang diberikan oleh Pellegrini kepada Manchester City. Van Gaal? Tanyakan saja sendiri kepada fans Manchester United bagaimana rasanya meraih Piala FA dengan permaianan ‘seadanya’ ditambah bonus bermain di Liga Malam Jumat musim depan.
[caption caption="Mourinho - Van Gaal"]
The End
Roller coaster sudah berakhir, sempat berada di puncak dan di atas angin saat melakoni pekan-pekan terakhir liga, MU harus tergelincir dan jatuh ke bawah. Putaran kecil terakhir sudah dilewati, dimana mereka berhasil di laga terakhir yang merupakan final Piala FA. Namun putaran itu tak langsung turun menukik, ia perlahan-lahan hanya turun ke bawah yang disertai dengan jalur lurus yang terasa sangat panjang.
Van Gaal memang melewati setiap laga bersama MU dengan penuh tawa, cemas dan juga rasa takut. Ia bisa duduk diam di bench sambil berpura-pura sibuk menulis. Di lain waktu ia pernah berakting diving di depan ofisial di pinggir lapangan sebagai bentuk protesnya. Ia bisa saja tertawa dengan para pemainnya, di satu sisi ia juga harus menghadapi rasa takutnya ketika timnya kalah atau bermain jelek dan kembali harus menangkis isu yang kian menjadi-jadi itu bila MU kalah. Puncaknya kita bisa melihat bagaimana Van Gaal mengangkat trofi dengan senyum dan tawa namun sorot matanya menyimpan sedikit kesedihan. Ia tahu bahwa eranya telah berakhir, sudah selesai.
Seperti yang sudah dirumorkan, usai Piala FA rampung, Manchester United akan segera mengontrak Mourinho. Setidaknya 24 jam setelahnya atau paling lambat akhir pekan ini. Kubu United sendiri akhirnya memberi konfirmasi tersebut bahwa masa kerja Van Gaal telah berakhir. Seperti tak bisa menutupi kekecewaannya, Van Gaal sebenarnya masih berharap diberikan kesempatan paling tidak setahun lagi untuk memberikan kesuksesan pada The Red Devils.
"Saya kecewa tidak bisa merampungkan rencana kerja tiga tahun. Klub ini sudah memiliki fondasi untuk sukses dengan piala FA sebagai acuan.”
Kendati demikian, Van Gaal sudah mewarisi para pemain muda berbakat yang bisa menjadi tulang punggung tim di masa depan. Ini akan menjadi tugas manajer selanjutnya yang diyakini akan memberikan kesuksesan untuk MU. Seperti sebuah film, layar sudah tertutup diiringi dengan kalimat ‘The End’. Masa-masa Van Gaal di Old Trafford sudah berakhir. Setelah berbagai filosofi yang membosankan meski dihiasi dengan hadiah hiburan dan juga kekecewaan mendalam, entah para fans MU harus merasa senang, sedih atau kecewa dengan pemecatan ini.
Ah sudahlah, Sayonara Meneer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H