Mohon tunggu...
Denta Prayuda
Denta Prayuda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya anak baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Ekonomi Kreatif dalam Subsektor Perfilman di Indonesia

23 Desember 2020   08:41 Diperbarui: 23 Desember 2020   08:44 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah ekonomi kreatif pada awalnya dikemukakan pada tahun 2001 oleh John Howkins. Pada awalnya Howkins merasa adanya sebuah perubahan dalam industri ekonomi yang berdasarkan dari kreativitas masyarakat, hal tersebut Ia rasakan pada tahun 1997. 

Sedangkan di Indonesia, istilah ekonomi kreatif baru mulai dikembangkan pada tahun 2006 atas instruksi langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal tersebut berlanjut dengan diadakannya sebuah acara yang dinamakan Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif pada tahun 2009 dan acara tersebut pun dilangsungkan setiap tahunnya. (Sari, 2018, h. 51-60)

Lalu tahukah kalian? ekonomi kreatif memiliki beberapa karakteristik yang identik. Karakteristik tersebut meliputi, ekonomi kreatif merupakan kreasi intelektual dimana erat hubungannya dengan ide dan inovasi, ekonomi kreatif menyediakan produk langsung seperti barang dan juga produk tidak langsung yang biasanya berupa jasa. Lalu yang terakhir adalah ide, karena ide adalah kunci dari faktor yang mengembangkan industri kreatif dalam menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian di Indonesia.

Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator menetapkan kebijakan untuk melindungi 16 subsektor dari ekonomi kreatif. Bahkan pemerintah, membentuk suatu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang berfungsi untuk membina dan mengembangkan keenam belas subsektor dari ekonomi kreatif sesuai dengan peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2015. 

Enam belas subsektor yang dimaksud adalah (Firdausy, 2017 h. 134-135): 1) Industri Periklanan; 2) Industri arsitektur; 3)Industri Barang Seni; 4) Industri Kerajinan; 5) Industri Desain; 6) Industri Fesyen; 7) Industri Film; 8) Industri Permainan; 9) Industri Musik; 10) Industri Seni Pertunjukan; 11) Industri Penerbitan dan Percetakan; 12) Industri Layanan Komputer dan Piranti Lunak; 13) Industri Televisi dan Radio; 14) Industri Riset dan Pengembangan; 15) Industri Kuliner; 16) Aplikasi dan game developer.

Dilansir dari AntaraNews.com terdapat tiga subsektor ekonomi kreatif yang berkembang pesat dan diyakini memiliki potensi yang besar di Indonesia. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menjabarkan bahwa sektor film, musik, dan game merupakan tiga subsektor ekonomi kreatif yang dimaksud dan menurut penjabarannya tiga subsektor tersebut dapat menyumbang sampai 1200 Triliun Rupiah pada akhir tahun 2019.

Kalian semua pasti sudah pernah menonton film kan? Ayo kenali perfilman lebih dalam!

Perfilman adalah salah satu subsektor dari ketiga subsektor yang meraih kesuksesan besar pada perekonomian kreatif di Indonesia saat ini. Selain sebagai komoditas ekonomi, perfilman juga berfungsi sebagai sarana entertainment, pendidikan, hiburan, dan juga sebagai faktor yang dapat meningkatkan kreativitas masyarakat. Dalam dunia perfilman terdapat berbagai genre film yang dapat ditonton, tetapi kalian harus tetap memperhatikan kategori usia yang ditetapkan. Misalnya seperti dalam genre romantis, biasanya terdapat anjuran usia minimal untuk menonton genre tersebut (18+).

Perfilman di Indonesia sangat berkembang luas, hal ini dibuktikan dari kualitasnya yang meningkat salah satunya dikarenakan oleh sumber daya manusia yang memiliki kreatifitas dan keinginan untuk memajukan perindustrian film di Indonesia, misalnya seperti mulai munculnya sutradara-sutradara ternama asal Indonesia yang memiliki skill, pemikiran kreatif, dan komitmen tinggi untuk dapat bersaing dengan dunia perfilman global. Lalu juga terdapat aktor-aktor berbaka dan juga para crew yang sangat profesional dibidangnya.

Dilansir dari kemdikbud.go.id perkembangan film yang sangat pesat di Indonesia terjadi karena peran pemerintah dalam mendukung industri kreatif ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan diadakannya rapat dengan pemerintah pusat dan daerah yang diadakan pada tahun 2017. 

Dalam rapat koordinasi (RAKOR) dan sinkronisasi pengembangan perfilman pusat dan daerah, Menteri Pendidikan dan Budaya (MENDIKBUD) meminta agar seluruh pemerintah daerah maupun pusat menunjukkan keunikkan dari daerahnya, karena dengan menggali keunikkan daerah tersebut dapat meningkatkan potensi perfilman yang menarik di daerah tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun