Bahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan ini. Bahasa digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, dengan menggunakan bahasa kita mampu menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin kita sampaikan. Bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi yang bisa disampikan secara lisan maupun tulisan.Â
Di sekolah dasar, peserta didik diajarkan berbahasa yang baik dan benar melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.  Pembelajaran  bahasa Indonesia tersebut dikenalkan agar peserta didik memiliki kemampuan berbahasa seperti berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut mempunyai peranan penting dan merupakan hal yang tidak bisa lepas di dalam kehidupan.Â
Melalui penguasaan aspek keterampilan berbahasa yang baik dan benar tersebut, peserta didik bisa berkembang potensi yang dimiliki dari dalam dirinya. Dikarenakan aspek berbahasa tersebut sebagai bentuk pondasi awal di dunia pendidikan yang sangat menentukan hasil peserta didik dalam belajar.
Keterampilan membaca merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai oleh para peserta didik. Dalam dunia pendidikan, membaca sangatlah penting dalam proses menentukan hasil belajar. Â
Keterampilan membaca perlu dilatih sejak dini agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan lancar. Jika keterampilan membaca kurang maka peserta didik tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun, pada kenyataannya masih dijumpai bahwa permasalahan membaca hanya sekedar mengenal simbol dan tidak menitikberatkan kepada makna yang terkandung didalamnya. Hal tersebut tentu berdampak tidak tersampaikannya isi dari kegiatan membaca yan telah dilakukannya.
Salah satu materi yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelas atas yaitu menentukan ide pokok dalam sebuah paragraf. Dimana, peserta didik disajikan teks bacaan dan menentukan pokok pikiran dari masing-masing paragraf tersebut. Tentunya, untuk memahami sebuah inti pokok bahasan harus dilakukan membaca secara jeli.Â
Namun, terkadang banyak peserta didik yang malas untuk membaca sebuah teks bacaan yang disajikan. Mereka cenderung membaca cepat dan tidak memahami akan tulisan yang telah dibacanya tersebut. Sehingga kondisi tersebut menjadikan peserta didik kesulitan dalam menentukan ide pokok bahasan yang tepat.
Banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh seorang guru dalam mengatasi permasalahan di atas. Namun, hal tersebut harus didukung dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik itu sendiri. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh dalam keberhasilan guru ketika menyampaikan materi yang diajarkan. Untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal dan aktif, guru dan peserta didik  perlu menerapkan model pembelajaran.
Menurut Salvin dalam Maarip dan Hendra (2016: 232-233), pengertian model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya, baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar.
Model CIRC ini bertujuan untuk melatih peserta didik agar aktif dalam pembelajaran. Selain itu, model CIRC dapat melatih peserta didik untuk berbicara, yaitu diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sehingga siswa tidak jenuh dalam membaca teks bacaan individu.
Menurut Salvin dalam Shoimin (2016: 52-53), langkah-langkah model pembelajaran CIRC, yaitu membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang peserta didik secara homogen, guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran, peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta memberikan tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada lembar kertas, mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok, guru dan peserta didik membuat kesimpulan bersama.