Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ngomongin Soal Love Language, Lebih dari Sekadar "Sayang"

23 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 25 Agustus 2023   02:55 4526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Farsai Chaikulngamdee on Unsplash 

Sebaliknya, Raisa jadi tahu kalau Reza merasa dihargai ketika ia membantu Reza. Akhirnya, mereka bisa saling menghargai dan hubungan mereka menjadi lebih baik. Lucu kan?

Love Language dalam Dunia Kerja

Lho, love language dalam dunia kerja? Benar banget! Konsep ini gak cuma berlaku dalam hubungan asmara atau pertemanan, tapi juga bisa diterapkan dalam lingkungan kerja. Seperti apa? Yuk kita ulas lebih lanjut.

Misalnya, teman sekerja dengan love language words of affirmation mungkin akan merasa dihargai saat mendapatkan pujian atas kerja kerasnya. Atau sebaliknya, teman dengan love language acts of service merasa dihargai saat kita membantu menyelesaikan tugasnya. Dengan mengenali love language, hubungan kerja bisa lebih harmonis dan produktif.

Ingat, hal ini bukan berarti menuntut bos atau rekan kerja untuk selalu 'melayani' love language kita. Intinya adalah saling memahami dan menghargai. Dengan begitu, suasana kerja menjadi lebih baik dan semua orang bisa merasa dihargai. Seru kan?

Love Language dan Generasi Z

Lantas, bagaimana generasi Z atau Gen Z, anak muda yang lahir sekitar tahun 1995-2010, merespons konsep love language? Berdasarkan penelitian, Gen Z sangat terbuka dalam berbicara tentang emosi dan perasaan. Termasuk dalam hal love language ini.

Tidak jarang, topik love language menjadi bahan diskusi di media sosial Gen Z. Mereka saling berbagi love language masing-masing dan membahas bagaimana cara terbaik menghargai dan mencintai satu sama lain. Bahkan, mereka juga sering berbagi cara mengekspresikan love language mereka dalam hubungan sehari-hari.

Dengan adanya konsep love language, Gen Z jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan memahami perasaan serta kebutuhan emosional mereka. Hal ini sangat penting, terutama di masa yang penuh perubahan dan tantangan seperti sekarang. Menarik ya?

Mitos tentang Love Language

Walau love language telah banyak dibahas dan dipahami, tetap saja ada beberapa mitos yang beredar. Salah satunya adalah ide bahwa love language seseorang itu tetap dan tidak berubah. Padahal, kenyataannya love language bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun