Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ngomongin Soal Love Language, Lebih dari Sekadar "Sayang"

23 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 25 Agustus 2023   02:55 4526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang bertanya-tanya, kenapa harus tahu love language? 

Jawabannya sederhana, untuk lebih mengerti diri sendiri dan orang lain. Love language itu kayak manual petunjuk penggunaan. Kenapa? Karena dengan mengerti love language, kita bisa lebih tahu cara terbaik untuk 'menyampaikan' rasa cinta dan penghargaan kepada orang lain.

Misalnya nih, kalau temanmu punya love language quality time, dia pasti senang kalau kamu ajak nonton film atau jalan-jalan. Tapi kalau dia punya love language receiving gifts, mungkin dia lebih senang kalau dikasih hadiah kecil. Lihat? Beda love language, beda cara menunjukkan rasa cinta dan penghargaan.

Tapi, jangan lupa ya, love language bukan alat untuk memanipulasi orang lain. Jadi, gak boleh dipakai untuk 'mengejar' cinta atau penghargaan. Fungsinya hanya untuk membantu kita lebih mengerti dan menghargai orang lain. Jadi, jangan disalahgunakan ya!

Love Language dan Anak Muda Indonesia

Nah, kalau di Indonesia, anak muda sekarang kayaknya lebih aware sama konsep love language ini. Maklum, zaman sekarang, informasi gampang didapat. Tinggal googling, semua ada. Jadi, gak heran kalau love language jadi topik yang sering dibicarakan, baik di media sosial maupun dalam obrolan sehari-hari.

Bagusnya, kesadaran akan love language ini membantu anak muda untuk lebih mengerti dan menghargai perbedaan. Jadi, mereka bisa lebih baik dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan, baik dalam pertemanan, keluarga, maupun hubungan asmara. Itu semua berkat pemahaman love language.

Tapi, ada juga yang menggunakan love language sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Mereka bisa melihat seberapa baik mereka dalam 'menerima' dan 'memberi' cinta dan penghargaan. Sehingga, mereka bisa lebih baik dalam merawat hubungan dan diri mereka sendiri. Keren banget kan?

Kasus Nyata Love Language

Supaya lebih paham, coba deh kita lihat kasus nyata love language. Ada Raisa dan Reza, dua sahabat yang sering hangout bareng. Raisa punya love language quality time dan Reza punya love language acts of service. Mereka suka nonton film bareng dan membantu satu sama lain.

Ketika Raisa merasa tidak dihargai karena Reza terlalu sibuk, mereka sempat bertengkar. Setelah ngobrol dan paham love language masing-masing, Reza jadi tahu kalau Raisa merasa dihargai ketika mereka menghabiskan waktu bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun