Berlayar dalam lautan kehidupan, merasakan angin kencang 'Me', lalu berlabuh di pelabuhan hangat 'We'.
Mengarungi samudera kehidupan bagaikan mengemban misi berlayar mencari harta karun. Kita mengawali perjalanan sebagai 'Me', pribadi yang independen, mencoba mengejar mimpi dan ambisi pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, terdapat rahasia yang terungkap; bahwa harta karun sejati terletak pada 'We', pada kebersamaan dan gotong royong dalam komunitas. Lantas, bagaimana kita bisa berlayar dari 'Me' ke 'We'?
Kisah Tiga Lembar Kertas
Ada tiga lembar kertas yang terjatuh di depan rumah. Lembar pertama tertiup angin dan terbang ke mana-mana, tak menentu. Lembar kedua merasa lemah, ia menyerah dan tetap tergeletak di tanah. Lembar ketiga, ah, lembar ini pintar. Ia menempel di tembok, tak mau bergerak. Ketiga lembar ini mirip dengan kita, bukan?
Kita sering merasa seperti lembaran kertas itu. Kita bisa jadi berubah-ubah, atau memilih untuk bertahan di tempat dan menerima apa adanya, atau mungkin mencari dukungan untuk bertahan. Yang menjadi pertanyaan, sebaiknya kita jadi lembar kertas yang mana? Jawabannya ada pada perjalanan dari 'Me' ke 'We'.
Komunitas: Senjata Rahasia kita
Komunitas adalah senjata rahasia kita. Dalam komunitas, kita belajar untuk berbagi, berkolaborasi, dan berempati. Dalam komunitas, kita merasakan bagaimana rasanya memiliki dukungan. Kita merasakan pengalaman dan perasaan yang sama. Dalam komunitas, kita jadi lembar kertas yang pintar, menempel pada tembok dan saling mendukung satu sama lain.
Dalam psikologi, ada istilah "kebutuhan sosial". Salah satu teori yang menarik adalah Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Dalam teori ini, kebutuhan untuk memiliki hubungan interpersonal atau komunitas, menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia. Itu sebabnya, ketika kita merasa terisolasi atau sendirian, seringkali ada rasa sakit dan kesedihan yang mendalam.
'Me' ke 'We': Perjalanan yang Tak Mudah
Pernah mendengar ungkapan "tak ada manusia yang bisa hidup sendirian"? Itulah yang coba dijelaskan dalam perjalanan dari 'Me' ke 'We'. Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah. Ada rintangan, ada halangan. Misalnya saja, ego, rasa takut, atau bahkan rasa tidak percaya pada orang lain.