Gumam sendiri, gila atau pintar? Mari ungkap fakta!
Siapa bilang bicara sendiri itu 'gila'? Jangan cepat men-judge. Ternyata, berdialog dengan diri sendiri bisa jadi sinyal bahwa otak kita sedang bekerja keras lho! Penasaran? Yuk, kita dalami bersama.
Pengenalan dan Mitos
Waktunya mengurai serat-serat mitos. Lihatlah sekeliling, ngobrol sendiri dianggap "gila" oleh kebanyakan orang. Tapi tunggu dulu, apakah itu benar-benar tanda kegilaan? Ada sejumlah penelitian yang berkata lain.
Karena kebiasaan berbicara sendiri sering dianggap tabu, siapa yang berani mengakuinya? Namun, siapa sangka, di balik anggapan miring ini, sebenarnya berdialog dengan diri sendiri memiliki manfaat luar biasa.
Meluruskan pandangan yang salah soal 'bicara sendiri' ini penting. Bukan berarti semuanya harus setuju, tapi setidaknya coba kenali lebih jauh sebelum men-judge, ya?
Psikologi di Balik Berbicara dengan Diri Sendiri
Dari segi psikologi, berbicara sendiri bukanlah tanda "gila". Malah, bisa jadi tanda kecerdasan lho! Ternyata, berbicara sendiri adalah cara otak untuk mengorganisir dan memproses informasi.
Berbicara sendiri bisa membantu dalam memecahkan masalah, mengingat informasi penting, dan bahkan bisa menjadi bentuk dari meditasi yang efektif. Jadi, jangan salah paham, ngobrol sendiri itu bukan 'nyeleneh', tapi mungkin malah cara pintar untuk mengolah pikiran.
Nah, di sini mulai terbuka jendela bahwa bicara sendiri itu bukanlah tanda "gila". Justru, bisa jadi tanda bahwa otak kita sedang bekerja keras mengolah informasi dan pemikiran.
Bicara Sendiri Sebagai Bentuk Komunikasi Diri
Pernah merasa bingung, lalu tiba-tiba berbicara sendiri dan merasa lebih lega? Itu berarti, secara tidak sadar, kita sudah menggunakan metode komunikasi diri. Berbicara sendiri bisa menjadi cara untuk menjernihkan pikiran dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi.
Misalnya, ketika menghadapi tugas yang rumit. Berbicara sendiri bisa membantu kita untuk menguraikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan membuat kita lebih fokus. Ini cara kerja otak yang luar biasa, kan?
Jadi, bukan hanya sekedar 'gumam-gumam' yang tak jelas, bicara sendiri adalah bagian dari proses berpikir dan komunikasi diri. Ini bukan hanya efektif, tetapi juga bisa menjadi alat yang berharga untuk memahami diri sendiri.
Berbicara Sendiri dalam Konteks Sosial
Kalau bicara sendiri itu normal dan bahkan bermanfaat, kenapa masih ada stigma negatif di masyarakat? Mungkin itu terjadi karena kita melihatnya dari sudut pandang yang sempit. Seharusnya, kita bisa lebih terbuka dan memahami bahwa berbicara sendiri bukanlah sesuatu yang aneh.
Berbicara sendiri bisa jadi tanda bahwa seseorang sedang serius memproses informasi atau bahkan sedang berusaha menenangkan diri. Jadi, tidak perlu malu atau merasa aneh jika melakukan ini. Bahkan, dengan memahami konteks sosial ini, kita bisa lebih bijaksana dalam berinteraksi dengan orang lain.
Secara kultural, kita memang kerap dituntut untuk selalu tampak "normal". Namun, apa arti normal jika harus menahan diri untuk tidak berbicara sendiri, padahal itu bisa membantu proses berpikir dan problem-solving kita? Waktunya untuk lebih berani menghadapi stigma ini dan mengakui bahwa bicara sendiri adalah bagian dari keunikan kita sebagai manusia.
Berbicara Sendiri dan Kreativitas
Ada hubungan unik antara berbicara sendiri dan kreativitas. Kreativitas sering kali muncul ketika pikiran kita bebas berkelana dan berbicara sendiri bisa menjadi salah satu caranya. Dengan berbicara sendiri, kita bisa mengeksplorasi ide-ide baru dan menjajal berbagai skenario dalam pikiran.
Bayangkan diri sebagai seniman yang sedang mencari inspirasi. Menggumamkan pikiran dan ide bisa membuka peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menarik. Mengapa tidak mencoba? Mungkin, berbicara sendiri justru bisa menjadi jurus jitu untuk menambah kekayaan ide.
Itulah sebabnya, bicara sendiri sering menjadi bagian dari proses kreatif para penulis, seniman, musisi, dan banyak pekerja kreatif lainnya. Mereka berbicara sendiri, bukan karena 'gila', tapi karena sedang mencari inspirasi dan solusi kreatif.
Menyemangati Diri Sendiri
Bicara sendiri juga bisa berfungsi sebagai cara untuk menyemangati diri sendiri. Saat merasa down atau sedang menghadapi tantangan, berbicara sendiri bisa menjadi pengingat bahwa kita kuat dan mampu menghadapinya.
Misalnya, kalau merasa stres dengan tugas atau pekerjaan, coba ucapkan "Tenang, bisa menyelesaikan ini" untuk diri sendiri. Jangan remehkan kekuatan kata-kata positif, terutama saat diucapkan untuk diri sendiri. Ini bisa jadi 'bahan bakar' untuk semangat dan motivasi.
Berbicara sendiri juga bisa berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi diri. Dengan berbicara sendiri, kita bisa melihat apa yang sudah kita lakukan, apa yang bisa diperbaiki, dan apa yang bisa kita capai di masa depan.
Berbicara Sendiri dan Mindfulness
Mindfulness, atau kesadaran penuh, adalah konsep penting dalam psikologi yang berfokus pada pemahaman dan penerimaan diri sendiri. Berbicara sendiri bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai kesadaran ini.
Berbicara sendiri bisa membantu kita untuk lebih memahami pikiran dan perasaan kita. Dengan berbicara sendiri, kita bisa 'menyaksikan' pikiran kita dan menjadi lebih sadar tentang apa yang sebenarnya kita rasakan.
Melalui berbicara sendiri, kita bisa belajar untuk menerima diri kita apa adanya, tanpa perlu merasa malu atau takut akan penilaian orang lain. Dengan ini, berbicara sendiri bisa menjadi jalan menuju penerimaan diri dan kesejahteraan psikologis yang lebih baik.
Aplikasi Berbicara Sendiri dalam Kehidupan Sehari-hari
Nah, sekarang kita tahu bahwa berbicara sendiri itu normal dan bahkan cerdas. Tapi, bagaimana kita menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Ternyata, mudah saja. Misalnya, saat menghadapi tugas yang berat atau sedang belajar untuk ujian, coba bicara sendiri untuk membantu memahami materi.
Jangan khawatir kalau ada yang mendengar. Lagipula, bicara sendiri itu bukan hal yang perlu ditutupi. Berani melakukan yang dirasa benar dan bermanfaat, itulah kunci.
Saat sedih atau stres, berbicara sendiri bisa menjadi cara untuk 'menyemangati' diri. Misalnya, kalau merasa kelelahan karena rutinitas, coba ucapkan "Tenang, pasti bisa menyelesaikan ini" untuk diri sendiri. Manfaatnya akan terasa, kok. Jadi, mari kita mulai menerapkan 'bicara sendiri' ini dalam hidup kita.
Penutup
Pada akhirnya, 'gila' dan 'cerdas' itu relative. Tidak ada yang bisa menentukan hal tersebut kecuali kita sendiri. Jadi, jangan biarkan stigma masyarakat menghentikan kita untuk berbicara sendiri. Percaya atau tidak, itu bisa menjadi salah satu kunci untuk meraih kesuksesan.
Referensi:
- Fernyhough, Charles. "Why talking to yourself is the first sign of success." The Guardian, 20 March 2017.Â
- Geher, Glenn. "The Positive Psychology of Talking to Yourself." Psychology Today, 6 May 2020.Â
- Kim, Meeri. "The science of talking to yourself." The Washington Post, 26 October 2015.Â
- Winsler, Adam, et. al. "Private Speech in Preschool Children: Developmental Stability and Change, Across-task Consistency, and Relations With Classroom Behaviour." Journal of Child Language, Volume 37, Issue 3, August 2010, pp. 665--687.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H