Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Kehidupan Mirip dengan Nonton Sinetron: Pengaruh Drama ke Psikologi

27 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 27 Juli 2023   19:04 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by KAL VISUALS on Unsplash

Kehidupan dan Sinetron: Bukan Hanya Metafora

Kehidupan dan sinetron, bukan sekadar metafora semata. Faktanya, kehidupan kita penuh warna dengan berbagai plot dan adegan yang mungkin tidak akan pernah kita duga sebelumnya. Tapi tentunya, setiap adegan tersebut memiliki efeknya masing-masing bagi kita.

Ambil contoh adegan romantis. Ketika seseorang jatuh cinta, otak mereka mengeluarkan hormon yang disebut oksitosin, hormon yang membuat mereka merasa senang dan bahagia. Meskipun kadang rasa cinta bisa berubah menjadi rasa sakit ketika mengalami patah hati, tapi itu juga bagian dari drama kehidupan yang harus dihadapi.

Namun, ada juga adegan yang membuat kita merasa tertekan dan stres, seperti masalah di tempat kerja atau konflik dalam hubungan. Situasi-situasi ini dapat mengakibatkan peningkatan hormon stres, kortisol, yang jika berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik kita.

Dari Drama ke Resiliensi

Bicara soal drama, tentu ada sisi positif yang bisa diambil. Itulah yang disebut resiliensi atau ketahanan. Resiliensi adalah kemampuan untuk pulih dari kesulitan atau tantangan dalam hidup. Bayangkan drama kehidupan sebagai latihan untuk meningkatkan resiliensi.

Saat menghadapi tantangan, seperti ditinggal kekasih atau kehilangan pekerjaan, kita belajar bagaimana cara mengatasi rasa sakit, meredam emosi negatif, dan bergerak maju. Ketika kita menghadapi drama, kita juga membangun ketahanan mental dan emosi.

Oleh karena itu, tidak perlu takut dengan drama dalam hidup. Ini adalah bagian dari perjalanan kita untuk menjadi individu yang lebih kuat dan tangguh. Bahkan, dalam beberapa kasus, drama kehidupan bisa menjadi dorongan yang kita butuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

Drama dalam Hubungan Interpersonal

Setiap interaksi sosial membawa drama tersendiri. Mungkin dengan teman, saudara, orang tua, atau pasangan. Konflik dan kesalahpahaman adalah bagian dari setiap hubungan interpersonal. Masing-masing memiliki konsekuensi emosional dan psikologis.

Perlu diingat, konflik interpersonal bukanlah hal yang selalu buruk. Faktanya, konflik yang sehat dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan pemahaman antar individu. Dari sinilah kita belajar untuk mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, dan belajar bagaimana menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun