Menerapkan 'Sublimation' dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk menerapkan 'Sublimation', hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali dan mengakui emosi negatif yang sedang dialami. Jangan malu atau takut menghadapi emosi tersebut, karena semakin cepat dihadapi, semakin cepat pula solusi ditemukan.
Setelah itu, cari kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk mengalihkan energi negatif tersebut. Bisa dalam bentuk olahraga, seni, atau hobi lainnya. Yang penting adalah kegiatan tersebut memberikan rasa bahagia dan memuaskan.
Dan yang terakhir, praktikkan secara konsisten. Jangan patah semangat jika awalnya sulit. Ingat, belajar memanage emosi itu seperti belajar naik sepeda. Awalnya mungkin jatuh dan terasa sulit, tapi jika terus berlatih, niscaya bisa mengendarainya dengan baik.
'Sublimation' dan Para Artis
Ketika merasa sedih atau marah, banyak artis yang memilih untuk menulis lagu atau melukis. Itulah contoh dari penerapan 'Sublimation'. Mereka mengubah emosi negatif menjadi karya seni yang bisa dinikmati banyak orang.
Misalnya Taylor Swift, dia sering menciptakan lagu berdasarkan pengalamannya yang penuh emosi. Banyak dari lagunya menggambarkan rasa sedih, marah, atau kecewa. Tapi, lihat hasilnya! Lagu-lagu tersebut menjadi hit dan disukai banyak orang.
Begitu juga dengan pelukis terkenal seperti Van Gogh dan Picasso. Mereka sering mengalihkan emosi mereka ke dalam lukisan. Jadi, jika ada emosi negatif, kenapa tidak mencoba untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang positif dan kreatif?
'Sublimation' - Sebuah Proses, Bukan Tujuan
Penting untuk diingat, 'Sublimation' adalah proses, bukan tujuan. Artinya, tidak ada batasan seberapa banyak atau seberapa sering seseorang harus melakukan 'Sublimation'. Setiap orang punya cara sendiri dalam mengelola emosinya.
'Sublimation' hanyalah salah satu alat dalam kotak peralatan kita untuk menghadapi kehidupan. Jadi, jika 'Sublimation' tidak berhasil, jangan putus asa. Mungkin ada cara lain yang lebih cocok. Yang terpenting adalah terus mencoba dan belajar.