Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana "Stress" Memengaruhi Kesehatan Mental Kita?

24 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 7 Juli 2023   11:15 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi stress. (sumber: Francisco  Moreno on Unsplash)

Stress, seakan jadi 'teman' yang tak pernah absen dalam kehidupan. Tapi, pernahkah terpikir tentang dampaknya pada kesehatan mental? Yakin cuma sekedar 'teman' biasa?

Bayangkan diri berada di sebuah konser rock. Gitar listrik menggelegar, drum memukul cepat, dan penonton berteriak. Itulah analogi bagaimana otak beroperasi saat stres. 

Berbagai hormon 'menggelegar' dalam tubuh, memberi efek tertentu, dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental. Sayangnya, dampak negatif tersebut seringkali luput dari perhatian.

Stress dan Kesehatan Mental: Hubungan yang Tak Terpisahkan

Tak asing lagi, pasti kenal sama yang namanya stress, kan? Nah, dibalik tekanan yang dirasakan, ada efek yang mungkin tidak kita sadari; dampak pada kesehatan mental. Bagaimana bisa?

Secara sederhana, stress itu respons tubuh atas tekanan atau tuntutan dari sekitar. Hal ini normal dan bisa jadi 'bumbu hidup' yang memberi tantangan. Tapi, jangan salah, kalau stress ini jadi rutinitas dan tak terkelola, bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan mental.

Hormon dan Otak: Peran Pemain Utama

Saat stress, otak kita merilis hormon-hormon tertentu seperti adrenalin dan kortisol. Kedua hormon ini, dalam jangka pendek, bisa membuat kita lebih fokus dan siap menghadapi masalah. 

Tapi, kalau terjadi terus menerus? Jangka panjangnya bisa mengacaukan keseimbangan kimia di otak dan berpengaruh pada kesehatan mental.

Studi terbaru dalam jurnal 'Molecular Psychiatry' menunjukkan, stress kronis bisa merusak neuron (sel-sel saraf) dan menghambat produksi neuron baru. Ini berpotensi mengarah pada gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan cemas.

Membuka Tabir: Dampak Stress pada Kesehatan Mental

Apa sih efek stress terhadap kesehatan mental? Perlu diketahui, efeknya cukup luas lho. Mulai dari perasaan cemas berlebihan, mood yang mudah berubah-ubah, sampai gangguan tidur. Semua ini bisa berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan produktivitas kerja atau belajar.

Contoh nyata, nih. Sebut saja Budi, anak kuliah semester akhir yang juga kerja part-time. Ketika deadline tugas bertumpuk dan tekanan kerja datang bersamaan, Budi merasa stres. 

Jika ini berlanjut, Budi bisa jadi susah tidur, sulit berkonsentrasi, dan moodnya jadi naik-turun. Itu hanya sebagian dari dampak stress pada kesehatan mental Budi.

Bermain dengan Waktu: Jangka Pendek vs Jangka Panjang

Stress jangka pendek atau akut biasanya berlangsung singkat dan disebabkan oleh situasi atau peristiwa tertentu. Misalnya saat presentasi di depan kelas atau sebelum wawancara kerja. Ini sebenarnya bisa jadi pendorong agar lebih bersemangat dan fokus.

Tapi, beda cerita kalau bicara tentang stress jangka panjang atau kronis. Misalnya stress karena masalah keluarga atau pekerjaan yang berlarut-larut. 

Ini bisa berdampak serius pada kesehatan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan. Makanya, penting untuk mengenali dan mengelola stress.

Pertahanan Diri: Mengenali Tanda-tanda dan Mengelola Stress

Mengenali tanda-tanda stress itu penting, kok. Jangan sampai dikira cuma capek fisik atau lagi bad mood biasa. Tanda-tanda tersebut bisa berupa perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, merasa kelelahan, mudah marah, atau merasa sedih yang berlebihan.

Setelah mengenali tanda-tandanya, langkah selanjutnya adalah mengelola stress. Ada banyak cara, seperti olahraga, meditasi, hobi, atau curhat dengan teman dekat. Kuncinya adalah menemukan cara yang paling pas dan membuat lebih rileks.

Kesehatan Mental dan Kualitas Hidup: Perspektif Masa Depan

Stress dan kesehatan mental berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kalau kesehatan mental terjaga, kualitas hidup pun akan lebih baik. Jadi, jangan sepelekan stress, ya.

Kesehatan mental yang baik memungkinkan untuk berfungsi secara optimal, baik dalam kehidupan sosial, pendidikan, atau pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai pentingnya kesehatan mental.

Sosok Pahlawan Tanpa Toga: Psikolog dan Psikiater

Ngomongin soal stress dan kesehatan mental, nggak lengkap rasanya kalau nggak bahas tentang peran psikolog dan psikiater. Mereka ini bisa dibilang sebagai 'pahlawan tanpa toga' yang siap membantu saat kita menghadapi masalah kesehatan mental.

Psikolog dan psikiater punya peran yang berbeda tapi saling melengkapi. Psikolog lebih fokus pada konseling dan terapi untuk membantu mengatasi masalah mental. Sementara psikiater, selain konseling, juga bisa memberikan obat-obatan jika diperlukan.

Makanya, kalau merasa stress yang berkepanjangan dan mulai berdampak pada kehidupan sehari-hari, nggak ada salahnya kok mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater. Mereka bakal bantu dengan metode dan pendekatan yang tepat untuk kondisi kita.

Aktif dan Peduli: Peran Masyarakat dalam Mendukung Kesehatan Mental

Kesehatan mental bukan hanya soal perjuangan pribadi, tapi juga soal bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam mendukungnya. Caranya? Ada banyak lho, salah satunya dengan menghilangkan stigma negatif terhadap orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental.

Stigma ini biasanya muncul karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan mental. 

Akibatnya, orang yang mengalami masalah kesehatan mental sering merasa takut atau malu untuk mencari bantuan. Padahal, mencari bantuan itu langkah penting dalam proses pemulihan.

Jadi, yuk, jadilah bagian dari solusi. Mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, berikan dukungan dan pengertian. 

Buatlah mereka merasa tidak sendiri dan berhak mendapatkan pertolongan. Dengan begitu, kita bisa membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kesehatan mental.

Penutup: Stress, Kesehatan Mental, dan Aksi Nyata

Intinya, mengenali dan mengelola stress itu penting untuk menjaga kesehatan mental. Sebagai generasi muda, kita harus lebih peduli pada kesehatan mental, bukan hanya fisik saja.

Ingat, ketika merasa stres dan berdampak pada aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jadi, yuk, bersama-sama ciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental.

Referensi:

  1. Mayo Clinic. (2020). Chronic stress puts your health at risk.
  2. Herman, J. P., et al. (2016). Molecular Pathways of Stress-Induced Depression in Rat Models---A Pathway Toward Prevention and Treatment. Current Neuropharmacology.
  3. Molecular Psychiatry. (2019). Chronic stress induces maladaptive behaviors by activating corticotropin-releasing hormone signaling in the mouse prefrontal cortex.
  4. National Institute of Mental Health. (2018). 5 Things You Should Know About Stress.
  5. Sharma, M., et al. (2015). Mindfulness-based stress reduction as a stress management intervention for healthy individuals: a systematic review. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun