Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Self-Efficacy Penting dalam Meningkatkan Prestasi?

23 Juni 2023   19:00 Diperbarui: 23 Juni 2023   19:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by javier trueba on Unsplash 

Pernah dengar istilah 'self-efficacy'? Ini bukan sekadar rasa percaya diri biasa, tapi keyakinan spesifik bahwa kita bisa menyelesaikan tugas atau tantangan tertentu. Percaya diri bisa mencapai target bisa mendorong kita bekerja lebih keras dan meningkatkan prestasi kita, loh.

Coba bayangkan, sedang berdiri di puncak gunung, siap melompat untuk terbang dengan parasut. Ada yang bisa langsung melompat, tapi ada juga yang masih ragu-ragu. Nah, yang membedakan mereka itu namanya 'self-efficacy'. Ini bukan hanya soal berani atau takut, tapi tentang percaya diri bisa atau tidak bisa melakukan sesuatu. Yuk, sama-sama kita dalami lebih jauh tentang 'self-efficacy' dan pentingnya dalam meningkatkan prestasi!

Mengenal 'Self-Efficacy'

Tahu gak, gengs, ada sesuatu yang namanya 'self-efficacy'? Ya, itu loh, rasa percaya diri kita terhadap kemampuan kita sendiri dalam menyelesaikan tugas atau menghadapi tantangan. Jangan bingung, ini beda sama kepercayaan diri biasa. Self-efficacy itu spesifik, bukan cuma merasa keren atau hebat, tapi lebih ke 'oke, tugas ini aku bisa kerjakan!'. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog sosial.

Coba ingat-ingat, pernah gak sih merasa 'Wah, aku pasti bisa mengerjakan tugas ini!', lalu beneran bisa? Itu dia, contoh self-efficacy. Sebaliknya, kalau merasa 'Aduh, kayaknya gak kuat nih' sebelum kerjaan dimulai, biasanya hasilnya memang gak sebagus yang diharapkan, kan? Nah, self-efficacy berpengaruh besar loh terhadap performa kerja kita.

Self-Efficacy dan Prestasi

Lalu, apa hubungannya self-efficacy dengan prestasi? Gampang, gan, bayangin kayak main game. Kalo udah yakin bisa naik level, biasanya emang beneran bisa. Itu juga yang terjadi di kehidupan nyata. Percaya diri bahwa bisa mencapai target akan mendorong kita untuk bekerja lebih keras, dan akhirnya, prestasi pun meningkat.

Sebaliknya, gak percaya diri bisa berakibat fatal. Seperti, misalnya, menghindari tantangan, cepat menyerah, dan stres. Bayangin aja, kerja keras tapi selalu merasa gak bakalan berhasil, capek banget kan? Nah, itu sebabnya self-efficacy penting buat meningkatkan prestasi.

Membangun Self-Efficacy

Tapi gimana caranya membangun self-efficacy? Tenang, gak perlu jadi superhero kok. Ada beberapa cara, misalnya melalui pengalaman sukses, model atau contoh, dorongan positif dari orang lain, dan kondisi fisik dan emosi kita.

Misalnya nih, kalo udah pernah sukses menyelesaikan tugas yang serupa, kita jadi lebih percaya diri bisa melakukan lagi. Atau, lihat teman atau idola kita yang berhasil, bisa memberi motivasi tambahan. Lalu, siapa yang gak senang diberi semangat? Kata-kata positif dari orang lain juga bisa membantu, loh. Dan tentu saja, kondisi fisik dan emosi kita yang baik akan memengaruhi self-efficacy kita.

Self-Efficacy dalam Dunia Kerja

Bukan cuma di sekolah atau kampus, self-efficacy juga penting di dunia kerja, loh. Yakin bisa menyelesaikan tugas dengan baik akan membuat kita lebih produktif, gengs. Bayangin aja, kerja dengan hati riang gembira karena yakin bisa, pasti hasilnya juga lebih maksimal, kan?

Nah, bayangin sebaliknya. Kerja tapi selalu merasa gak bisa, gimana hasilnya? Gak cuma hasil kerja yang gak maksimal, kesehatan mental juga bisa terganggu, loh. Jadi, buat kalian yang udah kerja atau akan kerja, ingat selalu untuk bangun self-efficacy kalian, ya.

Self-Efficacy dan Kesehatan Mental

Nah, self-efficacy juga berpengaruh terhadap kesehatan mental kita, lho. Percaya diri bahwa kita bisa menyelesaikan masalah atau tantangan akan membuat kita lebih tenang dan gak mudah stres.

Sebaliknya, gak percaya diri bisa membuat kita cemas dan depresi. Jadi, bangun self-efficacy juga penting untuk menjaga kesehatan mental kita, gengs.

Contoh Kasus Self-Efficacy

Untuk lebih jelasnya, coba deh bayangin ini. Ada dua orang, A dan B, yang mendapatkan tugas yang sama dari dosen mereka. A merasa yakin bisa mengerjakan tugas itu, sementara B merasa ragu. Akhirnya, A mengerjakan tugas itu dengan semangat, sementara B melakukannya dengan setengah hati. Hasilnya? Tentu saja A mendapatkan nilai yang lebih baik daripada B. Nah, itu adalah contoh bagaimana self-efficacy bisa mempengaruhi prestasi kita.

Self-Efficacy dan Hubungan Sosial

Self-efficacy tak hanya mempengaruhi prestasi dan kesehatan mental, tetapi juga hubungan sosial kita, lho. Percaya diri bahwa kita bisa berinteraksi dengan baik dengan orang lain tentunya akan membuat hubungan sosial kita lebih harmonis.

Lihat aja, biasanya yang punya banyak teman itu orang-orang yang percaya diri, bukan? Itu karena mereka yakin bisa berinteraksi dengan baik, sehingga orang lain pun merasa nyaman bersama mereka. Jadi, buat yang mau punya banyak teman atau memperbaiki hubungan dengan orang lain, yuk bangun self-efficacy kita!

Tapi hati-hati, jangan sampai overconfident ya, sob. Self-efficacy itu harus realistis, sesuai dengan kemampuan kita. Kalo kita over percaya diri, malah bisa membuat orang lain ilfeel. Jadi, kenali diri kita sendiri, apa saja yang bisa kita lakukan dan apa yang gak bisa. Dengan begitu, kita bisa membangun self-efficacy yang sehat.

Menumbuhkan Self-Efficacy di Lingkungan Sekolah dan Kerja

Nah, bagaimana caranya menumbuhkan self-efficacy di lingkungan sekolah dan kerja? Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Pertama, coba deh buat lingkungan yang positif. Misalnya, gurunya selalu memberi feedback positif, atau bosnya memberi penghargaan untuk prestasi kerja.

Kedua, jangan takut untuk mencoba tantangan baru. Kalo berhasil, pasti self-efficacy kita akan meningkat. Tapi, kalo gagal, gak perlu sedih, ya. Anggap saja sebagai pembelajaran, dan yakinlah bahwa kita bisa sukses di kemudian hari.

Ketiga, temukan role model atau contoh. Bisa dari teman sekelas yang pintar, atau rekan kerja yang sukses. Dengan melihat mereka, kita bisa belajar dan memotivasi diri kita sendiri untuk meningkatkan self-efficacy kita.

Jadi, intinya, self-efficacy itu penting banget, gengs, baik untuk prestasi kita di sekolah, kampus, maupun kerja, bahkan untuk kesehatan mental kita. Jadi, yuk, mulai sekarang kita bangun self-efficacy kita!

Referensi:

  1. Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.
  2. Schunk, D. H. (1991). Self-efficacy and academic motivation. Educational Psychologist, 26(3&4), 207-231.
  3. Pajares, F., & Schunk, D. H. (2001). Self-beliefs and school success: Self-efficacy, self-concept, and school achievement. In R. Riding & S. Rayner (Eds.), Perception (pp. 239-266). London: Ablex Publishing.
  4. Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84(2), 191-215.
  5. Zimmerman, B. J. (2000). Self-efficacy: An essential motive to learn. Contemporary Educational Psychology, 25(1), 82-91.
  6. Usher, E. L., & Pajares, F. (2008). Sources of self-efficacy in school: Critical review of the literature and future directions. Review of Educational Research, 78(4), 751-796.
  7. Schwarzer, R., & Jerusalem, M. (1995). Generalized self-efficacy scale. In J. Weinman, S. Wright, & M. Johnston (Eds.), Measures in health psychology: A user's portfolio
  8. Caprara, G. V., Alessandri, G., & Barbaranelli, C. (2010). Optimal Functioning: Contribution of SelfEfficacy Beliefs to Positive Orientation. Psychologie Franaise, 55(3), 153-163.
  9. Lent, R. W., Brown, S. D., & Larkin, K. C. (1986). Self-efficacy in the prediction of academic performance and perceived career options. Journal of counseling psychology, 33(3), 265.
  10. Maddux, J. E. (Ed.). (2016). Self-efficacy, adaptation, and adjustment: Theory, research, and application. Springer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun