Berpikir kritis tidak hanya bermanfaat dalam hal akademis, tetapi juga dalam berbagai aspek lainnya, seperti dalam karir, hubungan interpersonal, dan kehidupan sosial. Dengan berpikir kritis, kita bisa menjadi individu yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih bertanggung jawab.
Jadi, marilah kita mulai merasakan manfaat Pencerahan dalam kehidupan kita, dengan mengasah kemampuan berpikir kritis kita.
Referensi:
-
Kant, I. (1996). An Answer to the Question: What is Enlightenment? In H. Reiss (Ed.), Kant: Political Writings (pp. 54-60). Cambridge University Press.
Paul, R., & Elder, L. (2007). The Miniature Guide to Critical Thinking Concepts & Tools. Foundation for Critical Thinking Press.
Thompson, A. (2011). Critical Reasoning: A Romp Through the Foothills of Logic. Marianne Talbot.
Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking. Bloomington, IN: Phi Delta Kappa Educational Foundation.
Levitin, D. (2014). The Organized Mind: Thinking Straight in the Age of Information Overload. Dutton.
Shermer, M. (2013). The Believing Brain: From Ghosts and Gods to Politics and Conspiracies—How We Construct Beliefs and Reinforce Them as Truths. Henry Holt and Co.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H