Dengan begitu, kita bisa menjalani hidup dengan penuh makna dan kepuasan, meskipun di tengah ketidakpastian dan perubahan yang terjadi.
Terakhir, jangan lupa untuk selalu berbagi dan berempati. Kita semua berada dalam perjalanan mencari makna hidup kita sendiri, dan ini adalah proses yang unik dan berharga. Mari kita hargai proses tersebut dan saling membantu satu sama lain.
Referensi:
- Cooper, D. E. (1999). Existentialism: A Reconstruction. Wiley-Blackwell.
- Flynn, T. (2006). Existentialism: A Very Short Introduction. Oxford University Press.
- Kierkegaard, S. (1983). Fear and Trembling. Penguin Classics.
- Sartre, J. P. (2007). Existentialism is a Humanism. Yale University Press.
- Yalom, I. D. (1980). Existential Psychotherapy. Basic Books.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!