Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Kesetaraan Gender Benar-Benar Bisa Dicapai?

12 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 12 Mei 2023   19:18 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Samantha Sophia on Unsplash

Kesetaraan gender bisa dicapai melalui pendidikan, kesadaran, kebijakan yang mendukung, dan perubahan cara pandang masyarakat. Peran media, teknologi, dan perubahan pola pikir masyarakat juga menjadi faktor penting dalam mewujudkannya.

Mengapa Kesetaraan Gender Penting?

Kesetaraan gender menjadi salah satu isu yang penting dan sering dibahas. Mengapa? Karena, saat ini masih banyak terjadi ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga dalam keluarga. Lantas, apakah kita perlu mencapai kesetaraan gender? Tentu saja, karena ini merupakan salah satu cara untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan merata.

Banyak yang berpikir bahwa kesetaraan gender hanya tentang hak perempuan, tapi sebenarnya lebih dari itu. Kesetaraan gender juga mencakup hak-hak kaum laki-laki yang seringkali terabaikan. Jadi, kesetaraan gender bukan hanya soal perempuan, tapi juga laki-laki. Intinya, semua orang berhak mendapatkan hak yang sama tanpa melihat jenis kelamin.

Pendekatan Filsafat dan Logika

Untuk melihat apakah kesetaraan gender bisa dicapai atau tidak, kita bisa menggunakan pendekatan filsafat dan logika. Filsafat bisa membantu kita untuk berpikir secara kritis dan logis, serta melihat persoalan ini dari berbagai sudut pandang. Kita bisa memulai dengan mempertanyakan apa yang kita yakini dan apa yang sebenarnya kita inginkan dalam hal kesetaraan gender.

Dari sudut pandang logika, kita bisa melihat bahwa kesetaraan gender sebenarnya adalah tujuan yang masuk akal. Karena, jika kita berpikir secara logis, tidak ada alasan mengapa seseorang harus diperlakukan secara berbeda hanya karena jenis kelaminnya. Namun, apakah ini cukup untuk mencapai kesetaraan gender?

Peran Budaya dan Agama

Budaya dan agama seringkali 'dianggap' menjadi penghalang dalam mencapai kesetaraan gender. Di banyak tempat, peran-peran gender sudah diatur secara ketat oleh budaya dan agama. Sebagai contoh, di beberapa daerah di Indonesia, perempuan diharapkan untuk menjadi ibu rumah tangga, sementara laki-laki harus menjadi pencari nafkah. Tentu saja, ini bukan berarti semua budaya dan agama menghambat kesetaraan gender, tapi ini adalah salah satu faktor yang perlu kita pertimbangkan.

Untuk mencapai kesetaraan gender, kita perlu mengubah cara pandang masyarakat terhadap peran-peran gender. Mungkin, kita bisa mulai dengan mencari tahu bagaimana budaya dan agama bisa mendukung kesetaraan gender, bukan menghalanginya. Misalnya, bagaimana nilai-nilai budaya yang menghargai keberagaman dan kesetaraan bisa ditekankan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun