Ramadan adalah bulan suci bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama Ramadan, umat Muslim wajib berpuasa dari terbit fajar hingga waktu maghrib. Namun, bagaimana dengan umat Muslim yang tinggal di negara yang tidak memiliki waktu maghrib? Bagaimana mereka menjalankan ibadah puasa?
Negara-negara yang terletak di sekitar sisi utara Lingkaran Arktik seperti Norwegia, Swedia, Islandia, dan Finlandia mengalami durasi siang lebih panjang, terutama ketika memasuki musim panas.Â
Pada puncak musim panas, sinar matahari dapat terlihat hingga 23 jam sehari, dan matahari tidak terbenam sepenuhnya di bawah ufuk. Kondisi ini membuat nyaris tidak ada waktu maghrib di beberapa negara.
Lantas, bagaimana umat Muslim di negara-negara tersebut berpuasa? Para ulama sepakat bahwa terdapat kelonggaran syariat bagi umat Muslim yang tinggal di negara dengan fenomena alam yang ekstrem. Ada tiga solusi yang ditawarkan oleh beberapa ulama.
Solusi Pertama: Berbuka Puasa Mengikuti Waktu Matahari Terbenam di Negara Terdekat
Umat Muslim yang tinggal di negara yang tidak memiliki waktu maghrib dapat berbuka puasa mengikuti waktu matahari terbenam di negara terdekat yang tidak mendapat matahari secara terus-terusan. Hal ini menjadi salah satu pilihan yang dapat dilakukan oleh umat Muslim di negara tersebut.
Solusi Kedua: Mengikuti Waktu Berbuka di Negara Mayoritas Muslim Terdekat
Solusi kedua adalah mengikuti waktu berbuka di negara mayoritas Muslim terdekat. Dalam hal ini, umat Muslim dapat menyesuaikan waktu berbuka puasa dengan negara lain yang memiliki waktu yang sama atau hampir sama. Meskipun demikian, hal ini dapat membutuhkan keterampilan dan kemampuan untuk menyesuaikan waktu puasa yang berbeda dengan aktivitas sehari-hari.
Solusi Ketiga: Mengikuti Waktu Makkah alias Arab Saudi
Solusi ketiga adalah mengikuti waktu Makkah alias Arab Saudi. Dalam hal ini, umat Muslim dapat mengikuti waktu puasa yang berlaku di Arab Saudi, terutama bagi mereka yang ingin mengikuti ibadah umrah atau haji.