Mohon tunggu...
Den Reza Alfian Farid
Den Reza Alfian Farid Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Terkadang ku lupa pernah berpikir apa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan: Mengapa Lebih Sedikit itu Berarti Banyak

4 April 2023   18:16 Diperbarui: 18 April 2023   03:13 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan, satu kata yang selalu dicari dan dikejar oleh banyak orang. Tapi, apa sih sebenarnya kebahagiaan itu? Banyak yang berpendapat bahwa kebahagiaan itu sederhana, dan memang benar. Dalam kesederhanaan, kita bisa menemukan makna yang lebih dalam dan kebahagiaan yang abadi.

Pernahkah kita berpikir, mengapa orang-orang di desa yang hidup sederhana bisa terlihat lebih bahagia ketimbang mereka yang hidup di kota dengan segala fasilitas yang tersedia? Kuncinya ada pada kesadaran akan kesederhanaan. Ketika kita menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya terletak pada harta, pangkat, atau popularitas, kita akan lebih mudah menemukan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam filsafat, ada istilah yang dikenal sebagai "hedonisme". Hedonisme adalah pandangan yang menganggap bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama dalam hidup. Namun, kita harus memahami bahwa kebahagiaan tidak hanya didapat dari kepuasan duniawi semata. 

Sebagai contoh, terkadang kita merasa bahagia ketika berhasil membantu orang lain, bukan karena kita mendapatkan sesuatu, melainkan karena kita merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Begitu juga dengan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Sederhana di sini tidak berarti hidup dalam kemiskinan, melainkan menghargai apa yang kita miliki saat ini. 

Dalam hal ini, kita bisa mengambil contoh dari ajaran filsafat Stoicism, yang menekankan pentingnya kebahagiaan dari dalam diri. Para Stoic percaya bahwa untuk mencapai kebahagiaan, kita harus mampu mengendalikan diri, emosi, dan pikiran kita, bukan hanya mengejar kesenangan duniawi.

Kita coba  renungkan bagaimana banyak orang yang menghabiskan waktu, tenaga, dan uang demi mengejar kebahagiaan melalui benda-benda mewah, padahal kebahagiaan yang sebenarnya ada di depan mata: keluarga, teman, dan kehidupan yang sederhana. "Kesederhanaan adalah kemewahan yang sebenarnya," kata seorang bijak.

Contoh lain yang relevan adalah ketika kita melihat orang-orang yang sibuk mengejar karier dan popularitas, sampai-sampai melupakan bahwa kebahagiaan sejati ada dalam hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekitar kita. Bukankah lebih baik memiliki satu atau dua teman yang tulus, daripada memiliki ribuan pengikut di media sosial yang sebenarnya tidak peduli dengan kita?

Terkadang, kita lupa bahwa kebahagiaan itu sederhana dan bisa ditemukan dalam hal-hal yang tidak terduga. Seperti menikmati secangkir teh hangat di sore hari, membaca buku favorit, atau bahkan hanya mendengarkan suara hujan di luar jendela. Kebahagiaan bisa datang dari hal-hal kecil yang sering kali luput dari perhatian kita.

Kita juga bisa belajar dari ajaran Buddhisme yang menekankan prinsip "kebahagiaan dalam ketenangan pikiran". Menurut ajaran ini, kebahagiaan sejati bisa ditemukan saat kita mampu menjernihkan pikiran dari keinginan dan hasrat duniawi yang berlebihan. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk merasakan kebahagiaan yang ada dalam diri kita dan lingkungan sekitar.

Ada pepatah yang mengatakan, "bahagia itu sederhana, asal kita tidak terlalu banyak mengeluh". Memang, mengeluh kerap kali menjadi penghalang kita untuk merasakan kebahagiaan yang ada di sekitar kita. Cobalah untuk lebih bersyukur atas segala hal yang kita miliki saat ini, dan rasakan betapa kebahagiaan sebenarnya bisa ditemukan dalam kesederhanaan.

Tak jarang, kita merasa iri melihat kebahagiaan orang lain, padahal kebahagiaan itu ada di depan mata kita sendiri. Seperti seorang anak yang terpesona dengan mainan baru temannya, padahal ia memiliki mainan yang sama di rumah. 

Kebahagiaan terkadang memang seperti cermin, semakin kita mencari, semakin sulit kita menemukannya. Tapi ketika kita meresapi kebahagiaan yang ada di dalam diri dan lingkungan kita, kita akan menemukan bahwa kebahagiaan itu sebenarnya tak jauh dari kita.

Untuk mencapai kebahagiaan dalam kesederhanaan, kita harus belajar untuk melihat dunia dengan mata hati. Kita harus menyadari bahwa kebahagiaan itu tidak bisa dibeli dengan uang, melainkan dengan perasaan cinta, kasih sayang, dan rasa syukur yang mendalam. Kita harus memahami bahwa kebahagiaan itu ada di mana-mana, asalkan kita mau membuka hati untuk menerimanya.

Jadi, mari kita mulai mengejar kebahagiaan dalam kesederhanaan. Kita tak perlu mengejar harta berlimpah, pangkat yang tinggi, atau popularitas yang melambung. Cukup dengan menghargai apa yang kita miliki, menjalani hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Karena pada akhirnya, kebahagiaan yang sesungguhnya memang terletak dalam kesederhanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun