Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cinta dan Ritual Kopi Tubruk

15 Oktober 2018   19:15 Diperbarui: 15 Oktober 2018   19:20 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah setelah urusan bubuk kopi selesai, maka tinggal bagaimana menyeduhnya. Air yang dipergunakan bukan air mendidih tapi air panas dengan panas kira kira 80 sampai 95 derajat. Karena jika terlalu panas biasa kopi akan terlalu matang atau gosong, sedangakan jika airnya kurang panas akan membuat kopi asam.

Teko Berleher Angsa

Nah untuk proses penyeduhannya juga ga bisa langsung di guyur begitu saja, tapi air panas diguyurkan secara konsisten dan merata (pouring), nah proses ini akan lebih mudah jika dilakukan dengan menggunakan teko angsa.

Nah setelah semua proses itu, tunggu barang 5 menit baru diaduk dan untuk ampas yang mengambang dipermukaan bisa dibuang. Setelah itu mari kita menikmati kopi dialam terbuka, duduk berdua ditemani angin malam dan purnama, dan sama seperti pertama kali bertemu, dan malam inipun kami kembali dipertemukan dengan rasa yang sama.

Setiap ada kesempatan meski kini rambut sudah mulai tumbuh uban dan perut mulai maju, namun ritual menikmati kopi tubruk ini selalu kami pertahankan. Karena disanalah cerita kami bermula dan terus berlanjut hingga pada akhirnya kopi dalam cangkir surut dan rimbun petang menghadap malam, ditemani cangkir kopi yang mengiringi kami menatap berpulangnya sang surya.

Namun sebelum itu, karena malam semakin menampaknya gelapnya, imajinasi liarku semakin menjadi karena secangkir kopi telah tersaji untuk segera dinikmati sebelum menjadi dingin, karena setelah surut dan digin akan tergantikan oleh pelukmu bidarariku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun