Selain untuk peralatan rumah tangga dan pabrikan, home industry milik Pak Ariel juga membuat sejumlah barang pesanan untuk interior seperti wajan dengan ukuran besar, bahkan salah satunya menjadi pot tanaman penghias Kota Bandung.
Harapan Menjadi Kawasan Terpadu
Di wilayah Cibuntu ini, sebenarnya ada tiga jenis usaha mikro kecil dan menengah, yaitu home industry pembuatan boneka, home industry logam dan sentra tahu Cibuntu. Jika wilayah itu ditata menjadi suatu kawasan terpadu, misalnya menjadi salah satu tempat wisata edukasi tentunya hal itu bisa menjadi nilai tambah dari kawasan tersebut sekaligus meningkatkat kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Anak-anak sekolah bisa mengunjungi kawasan itu dan belajar membuat boneka, melihat proses pembuatan tahu dan tempe, atau melihat pembuatan peralatan rumah tangga yang selama ini mungkin belum pernah mereka lihat sebelumnya. Selain itu, jika kawasan tersebut sudah di tata menjadi lebih rapi dilengkapi dengan tempat kuliner yang terbuat dari tahu dan tempe, saya kira akan menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi kawasan ini berdekatan dengan sentra kain Cigondewah yang sudah lebih tertata dengan baik, di mana tidak kurang dari ratusan orang setiap harinya berbelanja kain di kawasan itu.
Teringat pembicaraan santai dengan degan seorang pengusaha muda asal Kota Bandung, Chaerul Yaqin Hidayat atau biasa disapa Kang Ruli, saat berdiskusi tentang industri kreatif dan UMKM di  Bandung, Ruli berpandangan sudah saatnya industri kreatif di Bandung bisa lebih berkembang, misalnya industri boneka di kawasan Cibuntu Bandung ini untuk membuat suatu terobosan, misalnya membuat satu tokoh yang bisa menjadi legenda. Karena dari informasi yang didapat, maskot Suruli pada PON Jabar  XIX 2016 lalu juga di produksi dikawasan ini.
Namun, tentunya hal ini bisa terwujud jika ada kerja sama yang baik dari semua pihak termasuk dari pemerintah Kota Bandung, agar bisa mewujudkan harmonisasi dan bisa memberikan kebahagian untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H