-000-
Tapi revolusi yang ia nyalakan
justru memakannya.
Dari kamar sunyi, ia dihantui utang-utang,
surat kabarnya terbakar api kebangkrutan.
Gaung sorak memeluknya seperti tanda kemenangan.
Tapi di balik riuh itu, ia terpuruk.
Masalah-masalah menyusup seperti bayang,
menariknya ke jurang,
tempat ia berdiri sendirian."
Tirto melawan badai penjajahan,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!