dengan lirik kebijaksanaan hidup.
Siti melantunkannya,
kata bercampur air mata.
Keterasingan dan kesulitan adalah badai yang sangat kuat,
menerpanya,
memintanya menyerah kalah.
Tapi api di dadanya tak kunjung padam.
Ketidakadilan memaksanya bertahan,
meski tubuhnya mulai retak.
Bukan mati benar yang Tirto takuti.
Tapi mati yang sia-sia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!