Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Seni

Di Balik Buku Demokrasi Dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis

28 Desember 2024   07:22 Diperbarui: 28 Desember 2024   07:22 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara sekelompok penulis lain menolak keras. Mereka tak ingin SATUPENA terseret ke politik praktis.

Ada yang ingin tetap mendukung pemerintah, ada yang tak suka dengan pendekatan petisi kolektif, dan ada pula yang hanya ingin menjaga independensi organisasi.

Di tengah kerumitan itu, lahirlah solusi: sebuah buku. Buku ini menjadi wadah bagi semua suara---baik pro maupun kontra. Setiap penulis bebas mengekspresikan pikirannya dalam bentuk apa pun, tanpa sensor, tanpa pembatasan ideologi.

Di sinilah buku ini menjadi unik: ia tidak hanya merekam pemikiran, tetapi juga perdebatan yang melahirkannya.

-000-

Sejarah mencatat, beberapa buku tak hanya menarik karena isinya, tetapi karena proses pembuatannya yang luar biasa:

Anne Frank menulis buku hariannya "The Diary of a Young Girl" dalam ruang rahasia di Amsterdam, tempat keluarganya bersembunyi dari Nazi. Di tengah ketakutan akan penangkapan, Anne menemukan kebebasan melalui tulisan, mencurahkan harapan, cinta, dan rasa sakitnya.

Kisah ini ditemukan setelah kematiannya di kamp konsentrasi oleh Miep Gies, yang menyelamatkan naskahnya dari kehancuran.

Buku ini bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga bukti keberanian seorang gadis muda di tengah kekejaman perang.

Proses pembuatannya mencerminkan tekad manusia untuk tetap hidup, walau hanya melalui kata-kata. Anne menghidupkan mimpi dan kemanusiaan dari balik tembok tersembunyi.

Buku "Suara Penulis Soal Demokrasi dan Pemilu 2024" juga punya kisah di balik layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun