Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Spiritual Di Era Artificial Intelligence

18 Desember 2024   06:37 Diperbarui: 18 Desember 2024   06:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dennyja.world AI

-000-

Spiritualitas di era ini menunjukkan beberapa kecenderungan baru. Hadir 4200 agama dan kepercayaan yang ada di dunia.

Ini sebuah bukti bahwa manusia, sejak awal keberadaannya, tak pernah berhenti mencari makna hidup. Beragamnya jalan menuju kebenaran adalah pengingat bahwa kebenaran itu sendiri tidak pernah tunggal. 

Teknologi, dengan jangkauannya yang luas, mempertemukan jalan-jalan tersebut dalam kesadaran baru: semua pencarian mengarah pada tujuan yang sama, yang lebih besar dari kata-kata dan ritual.

Dalam kebebasan ini, kelompok Non-Affiliated muncul sebagai salah satu pencarian spiritual paling dinamis. Mereka menolak struktur tetapi tidak kehilangan kerinduan akan makna. 

Kini mereka yang menolak terafiliasi pada agama apapun menjadi penganut terbesar ketiga setelah Kristen dan Islam.

Ini bukan penolakan terhadap agama, melainkan pelepasan dari belenggu eksklusivitas, memberi ruang bagi kebebasan hati untuk merayakan spiritualitas di luar institusi.

Pada saat yang sama, biologi dan arkeologi membuka cerita manusia yang jauh lebih tua dari kisah kitab suci. Adam dan Hawa bukanlah kisah historis, melainkan simbol yang tak lekang oleh waktu. 

Sains, alih-alih mematahkan spiritualitas, justru membuka pintu baru untuk mengagumi kehidupan dalam dimensi yang lebih dalam.

Hak asasi manusia pun semakin meluas. Setiap individu memiliki kebebasan meyakini apa pun, sejauh tidak melanggar hukum. 

Ini adalah taman subur bagi dialog lintas iman, di mana bukan hanya toleransi yang tumbuh, tetapi juga penghormatan pada keragaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun