Ia menyoroti cara elemen magis digunakan untuk mengeksplorasi sejarah, politik, dan budaya.
Dokumentasi atau potret singkat ini mempopulerkan realisme magis di luar Amerika Latin, memengaruhi sastra dunia, termasuk karya Salman Rushdie dan Haruki Murakami.
Esai Flores menjadi rujukan penting, menjadikan realisme magis lebih dari sekadar gaya; ia menjadi alat untuk memahami realitas dengan cara yang mendalam dan universal.
Dibandingkan eksplorasi Angel Flores, buku dokumentasi Angkatan Puisi Esai bisa saja dianggap masih terlalu internal. Ia lebih fokus pada arsip perjalanan genre tanpa cukup menunjukkan dampaknya pada sastra nasional atau global.
Ia berisiko menjadi dokumen yang hanya relevan bagi komunitas kecil tanpa membangun koneksi kuat dengan dinamika sastra dunia atau isu sosial yang lebih luas.
Namun, setiap gerakan sastra membutuhkan pijakan awal sebelum menjangkau pengaruh yang lebih besar. Dokumentasi 12 tahun ini adalah langkah penting untuk memperkuat identitas genre.
"Setiap gerakan besar bermula dari langkah pertama; dokumentasi 12 tahun ini adalah fondasi kokoh, tempat identitas genre bertumbuh sebelum menjangkau cakrawala yang lebih luas.
Tema dan isu yang diangkat dalam puisi esai adalah tema yang memiliki getaran universal seperti ketidakadilan, pelanggaran hak asasi manusia, diskriminasi dan keterasingan di zaman yang justru saling terhubung.
Masa depan puisi esai terbuka lebar. Ia ibarat perahu kecil di sungai besar sejarah. Dengan tema universal, menyatukan isu sosial dan puisi, mengkombinasikan data dan emosi, dan menyampaikan ekspresi dengan bahasa yang mudah dipahami, ia akan berlayar tanpa henti ke samudra masa depan.***
CATATAN
Untuk pertanggungjawaban publik, dan bahan diskusi lanjutan, empat buku Angkatan Puisi Esai itu bisa diakses lengkap melalui link: