Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahmad Tohari, Esther Haluk da Mudiono Mokoginta Penerima Penghargaan Penulis 2024

9 Desember 2024   06:37 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dennyja.world 

Esther Haluk memenuhi dua kriteria utama penerima Dermakata Award 2024 untuk kategori Fiksi: kualitas sastra dan dampak sosial.

Melalui "Nyanyian Sunyi" (2021), ia mengangkat isu-isu yang jarang tersentuh, seperti hak perempuan, kekerasan dalam konflik, dan perjuangan identitas budaya Papua.

Ia menjadikan sastra sebagai alat untuk membangun kesadaran kolektif, baik di tingkat nasional maupun global. Dedikasinya tidak berhenti pada karya, tetapi meluas ke berbagai forum advokasi, menunjukkan keberanian dan konsistensi yang luar biasa.

Sebagai penulis dari wilayah konflik, Esther menghadapi tantangan besar, dari stigma hingga hambatan struktural. Namun, keterbatasan itu justru menjadi bahan bakar bagi kreativitas dan keberaniannya.

Ia tidak hanya menulis untuk dirinya sendiri, tetapi untuk komunitas yang diwakilinya. Dermakata Award adalah bentuk pengakuan atas keteguhan hati dan integritasnya.

Esther Haluk adalah bukti nyata bahwa sastra mampu menjadi suara bagi yang tak bersuara. Ia menjadikan pena sebagai alat perjuangan, menyatukan estetika dan keberanian moral dalam setiap kata yang ia tulis.

Dengan "Nyanyian Sunyi", ia tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga membangun jembatan empati bagi mereka yang hidup di bawah bayang-bayang konflik.

Dermakata Award 2024 bukan sekadar penghargaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya suara dari pinggiran untuk terus menginspirasi sekeliling.

-000-

DERMAKATA AWARD 2024, Kategori Nonfiksi untuk Murdiono Mokoginta (Bolmong, Sulawesi)

Ia adalah seorang pencerita. Dengan semangat yang tak kenal lelah, ia menelusuri arsip-arsip kolonial Hindia Belanda untuk menghidupkan kembali kisah-kisah yang hampir terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun