Pemenang diseleksi secara bertahap dari daerah, lalu diusulkan ke pusat.
Di bawah ini alasan mengapa Ahmad Tohari, Esther Haluk, dan Murdiono Mokoginta menerima hadiah.
-000-
LIFETIME ACHIEVEMENT AWARD 2024 (SATUPENA), Untuk Ahmad Tohari
Jika sastra adalah suara yang memahat waktu, maka Ahmad Tohari salah satu pemahat terpenting yang dimiliki Indonesia.
Dalam perjalanan panjangnya, Tohari telah melahirkan karya-karya yang tidak hanya mencerminkan keindahan, tetapi juga menyuarakan kegelisahan manusia.
Pada 2024, ia layak menerima penghargaan Lifetime Achievement Award dari Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA karena tiga alasan yang tak terbantahkan.
Pertama, ia adalah penjaga jiwa desa. Dalam setiap karya Tohari, desa bukan hanya latar, tetapi denyut nadi dari cerita itu sendiri. Dari trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" hingga "Di Kaki Bukit Cibalak", Tohari menempatkan desa sebagai ruang hidup yang penuh warna, tradisi, dan perjuangan.
Ia melukiskan harmoni antara manusia, alam, dan adat istiadat dengan kejujuran yang melampaui romantisme. Di saat modernisasi sering kali meminggirkan narasi masyarakat kecil, Tohari mengangkatnya ke panggung utama sastra.
Suaranya adalah nyala lilin bagi identitas budaya yang terus terancam.
Kedua, ia adalah saksi dan suara keadilan sosial. Karya-karyanya adalah perenungan mendalam atas ketimpangan, eksploitasi, dan pergolakan politik. "Kubah" menggambarkan perjalanan seorang mantan komunis dalam mencari pengampunan, sementara "Orang-Orang Proyek" mengungkap praktik korupsi yang merugikan rakyat kecil.