Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memulai Tradisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain Secara Sosial

24 November 2024   12:33 Diperbarui: 24 November 2024   12:34 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Menegaskan Kesatuan dalam Keberagaman

Di tengah dunia yang sering kali terpecah oleh isu agama, tradisi ini mengingatkan kita bahwa keberagaman bukanlah ancaman.

Sebaliknya, ia adalah kekayaan. Melalui perayaan sosial lintas agama, kita menegaskan bahwa identitas keagamaan kita tidak perlu menjadi alasan untuk memisahkan diri dari komunitas yang lebih besar.

3. Merayakan Nilai-Nilai Universal

Setiap agama membawa pesan kebaikan, kasih sayang, dan keadilan. Merayakan hari raya agama lain secara sosial adalah cara untuk menghormati nilai-nilai ini tanpa terikat pada ritus keagamaan tertentu. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap esensi universal yang dimiliki semua agama.

Tentu saja, ada kritik terhadap gagasan ini. Beberapa pihak mungkin berargumen bahwa ikut merayakan hari raya agama lain dapat dianggap sebagai pengaburan identitas keagamaan.

Namun, penting untuk dipahami bahwa social gathering pada hari raya agama lain tidak berarti kita mengadopsi ritus keagamaan tersebut.

Merayakan Natal tidak berarti kita menjadi Kristen, sebagaimana berbuka puasa di Ramadan tidak menjadikan kita Muslim.

Kebersamaan ini justru melampaui perbedaan ritual, fokus pada nilai-nilai kemanusiaan yang lebih besar. Ini adalah cara untuk saling menghormati tanpa kehilangan identitas pribadi.

-000-

Hari ini, dunia mengenal lebih dari 4200 agama, masing-masing membawa cerita, tradisi, dan nilai-nilainya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun