Tapi bagi saya sebagai konsultan politik, yang ikut serta memenangkan pilpres di Indonesia lima kali berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019, 2024), kemenangan Trump dapat dijelaskan dengan indikator yang sederhana saja: Approval Rating presiden petahana Joe Biden.
-000-
Mengukur Suhu Politik Melalui Approval Rating
Langkah pertama untuk memahami kemenangan Trump adalah dengan melihat tingkat kepuasan publik terhadap presiden petahana, Joe Biden.
Di bulan November 2024, tingkat approval rating Biden berada di angka sekitar 38,6 persen dengan tingkat ketidakpuasan mencapai 56,3 persen (1).
Sumber dari FiveThirtyEight menunjukkan bahwa Biden kehilangan dukungan signifikan, bahkan dari basis pendukungnya.
Dalam konteks politik, ketika persetujuan terhadap presiden rendah, kandidat yang menjanjikan perubahan biasanya akan meraih simpati besar dan menang.
Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2024 di Indonesia, approval rating Jokowi selaku presiden petahana mencapai kisaran 75-82 persen.
Maka, waktu itu saya sebagai konsultan politik capres Prabowo, agar ia menang dalam pilpres 2024, strategi utamanya adalah mengaitkan Prabowo sekental mungkin dengan Jokowi.
LSI Denny JA pada Agustus 2024, jauh hari sebelum Mahkamah Konstitusi membolehkan Gibran maju sebagai cawapres, sudah mengumumkan bahwa Prabowo-Gibran memiliki peluang kuat mengalahkan pasangan lain.
Gibran selaku anak Jokowi, jika digandeng Prabowo, akan membuat asosiasi Prabowo dengan Jokowi sangat kuat.