Mohon tunggu...
Denny_JA Fanpage
Denny_JA Fanpage Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Satu Pena

Kumpulan Catatan Denny JA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warna Nasionalisme di Era Algoritma

28 Oktober 2024   09:25 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:31 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renungan Sumpah Pemuda

WARNA NASIONALISME DI ERA ALGORITMA

Oleh Denny JA

"Nasionalisme, dulu sebuah warna yang menyatukan, kini adalah mozaik digital, dipengaruhi konten yang kita lihat dan suara yang kita dengar."

Kutipan ini merangkum kenyataan era baru. Dulu, nasionalisme adalah warna tunggal. Kokoh, satu, dan menyatukan kita sebagai bangsa.

Kini, di era algoritma, ia berubah. Nasionalisme bukan lagi kesatuan yang jelas. Identitas kebangsaan kita terbagi-bagi, dipengaruhi konten yang kita konsumsi.

Warna nasionalisme kita adalah mozaik, refleksi dari ruang gema yang kita tinggali.

Di masa lalu, nasionalisme adalah satu semangat. Ia tumbuh dari rasa kebersamaan dalam perjuangan. Para pahlawan kita menciptakan identitas kebangsaan yang menyatukan. Seperti akar pohon yang dalam, nasionalisme memberi kekuatan.

Indonesia adalah satu, sebuah bangsa yang terikat oleh sejarah dan cita-cita kemerdekaan.

Namun, era algoritma mengubah segalanya. Algoritma menciptakan realitas bagi setiap orang. Di media sosial, kita hanya melihat konten sesuai minat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun