Mohon tunggu...
Denny Hartanto
Denny Hartanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa Aktif Departemen Teknik Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Produksi Garam di Pesisir Wilayah Banten

21 Juni 2024   19:08 Diperbarui: 21 Juni 2024   19:10 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Berdasarkan pantauan langsung di Tanjung Kaito diketahui terdapat  kolam bekas yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh  masyarakat sekitar. Namun untuk menentukan apakah suatu situs dapat dijadikan sebagai tempat garam, maka perlu diketahui Indeks Kerentanan Pesisir sebagai acuan dalam pembuatan rekomendasi situs garam. Variabel fisik yang  berinteraksi antara lain topografi pantai, kemiringan atau kemiringan pantai, laju perubahan muka air laut (keausan dan akresi) garis pantai, dan gelombang laut.

Tanjung Pasir

Tanjung Pasir merupakan wisata pantai  yang dikelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang. Pengamatan menunjukkan bahwa lingkungan terkena dampak erosi pantai dan  penurunan kualitas air disebabkan oleh kegiatan pariwisata dan pengaruh lokal lainnya. Bila angin barat dan timur bertiup di Tanjung Pasir, air menjadi sangat keruh sehingga menyebabkan erosi dan penumpukan. Selain itu, letak perairan Tanjung Pasir juga berdekatan dengan perairan Jakarta sehingga rentan terhadap pencemaran.

Secara umum kegiatan produksi garam dibagi menjadi  bidang penyimpanan air, minimalisasi air, kristalisasi, serta pemeliharaan dan pemantauan  (Adi dkk. 2007). Garam rakyat tradisional biasanya diekstraksi  air  laut dengan roda atau   air laut disedot secara manual dan ditempatkan di bidang penguapan untuk menghasilkan kristal  garam secara instan. Salinitas  kurang dari 90%, yang berarti kualitasnya rendah. Sebab, para petambak garam masih  menggunakan model teras di lahan garamnya.

 Meski begitu, para pembuat kolam masih  mengandalkan faktor alam, yaitu  penguapan sinar matahari, yang akan menghentikan produksi garam jika cuaca tidak mendukung. Untuk mengatasi masalah ini, dapat memanfaatkan inovasi teknologi dan memproduksi  dengan sistem termal. Prinsip produksi garam  menggunakan sistem termal adalah  meningkatkan konsentrasi NaCl air laut  dengan memisahkan air murni.

Efisiensi dan  penurunan titik didih air murni pemisahan  dari air laut menggunakan metode termal. Fluida bertekanan tinggi  memiliki titik didih  lebih tinggi dibandingkan fluida bertekanan rendah. Selama proses penguapan,  tekanan uap jenuh (SVP)  lebih kecil dari tekanan luar. Sebaliknya, proses perebusan  dapat dicapai bila tekanan uap  jenuh (SVP)  sama dengan tekanan eksternal. Peralatan pembuatan garam mempunyai dua prinsip  dengan menggunakan sistem termal yaitu sistem perebusan.

Perairan utara Provinsi  Banten mempunyai potensi  pengembangan produksi garam. Potensi ini terlihat jelas dari hasil uji kualitas air  dan survei regional, khususnya untuk tambak yang sudah dinonaktifkan. Meskipun pengembangan produksi garam di Provinsi Banten memerlukan inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas, namun kualitas garam  yang  dihasilkan baik dan memenuhi Standar Nasional  Indonesia (SNI). Inovasi  yang cocok untuk wilayah Banten  adalah  produksi garam  dengan sistem thermal dan teknologi filter ulir (TUF). Selain itu, pengolahan limbah produksi garam juga diolah menggunakan teknologi bittering dan dapat dijadikan  bahan baku industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun