Mohon tunggu...
Denny Aryowibowo
Denny Aryowibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri, itu disebut kenyataan. Pengetahuan dan persepsi itu sesuatu yang samar. Bisa saja kenyataan itu hanya ilusi, semua orang hidup dalam ilusi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Idul Fitri dan Libur Lebaran dengan Keberagaman Budaya di Lingkungan Tempat Tinggal

7 Mei 2022   03:30 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:48 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam buku Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Dalam akulturasi, yang merupakan proses pengkaitan dua kebudayaan yang berbeda, setiap orang akan membutuhkan waktu untuk bisa menyesuaikan diri kepada kebudayaan yang baru mereka kenal.

Selanjutnya pada hari berikutnya, tepatnya pada tanggal 4 Mei 2022, hari rabu. Saya sedang berkumpul dan berbincang saya dengan teman-teman di lingkungan tempat tinggal saya, dan saya sempat mewawancarai atau menanyakan beberapa pertanyaan kepada salah satu teman saya yang bernama Zaka. Dia adalah warga asli Jakarta dan Betawi asli, pertama saya menanyakan

foto dokumentasi saat wawancara bersama zaka
foto dokumentasi saat wawancara bersama zaka

“Sebagai warga lokal/masyarakat asli DKI Jakarta bagaimana cara anda berperilaku kepada keberagaman budaya di lingkungan hidup anda pada momen idul fitri kemarin?” 

“Jadi gua juga punya tetangga pendatang dari daerah Sumatera Barat yang merayakan Idul Fitri disini, gua pasti menghormati mereka, tetap saling bermaaf-maafan juga pada momen lebaran kemaren, dan terbuka atau welcome dengan orang dari luar daerah seperti itu.

Dan saya langsung menyambungnya dengan menanyakan  

“Boleh ga ceritain suatu momen canggung atau lucu yang terjadi saat anda berkomunikasi dengan lawan bicara yang memiliki bahasa berbeda (seperti bahasa daerah) yang terjadi di lingkungan tempat tinggal?”

Ternyata hal yang pernah saya alami terjadi juga pada teman saya yang Bernama Zaka ini, dia menjawab pertanyaan saya  “Ada, ketika dia berbicara atau bercerita pakai bahasa daerah, kita yang ga bisa ya yaudah manggut manggut aja,  ngerti mah enggak”

Terakhir saya meminta pendapat kepada Zaka

“Menurut anda apa yang perlu di perhatikan oleh anda sendiri sebagai komunikator dengan lawan bicara jika memiliki kebudayaan yang berbeda seperti bahasa yang berbeda?”

“Yang perlu diperhatikan ketika sedang ngobrol dengan orang yang memiliki kebiasaan menggunakan Bahasa daerah dan kita gak ngerti, kita cukup mengingatkan saja agar mereka yang masih kebiasaan pakai bahasa daerah untuk menggunakan Bahasa Indonesia supaya saling paham dan makin asik ngobrol nya, karna mereka juga butuh waktu untuk beradaptasi dan kita juga harus mengerti keadaanya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun