Mohon tunggu...
Denny Eko Wibowo
Denny Eko Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - Long Life Learner - Enthusiast in Research of Performing Arts and Culture

D3 Bahasa Jepang Univ.Diponegoro - S1 Seni Tari ISI Yogyakarta - S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM - Dosen Tari Universitas Universal Batam

Selanjutnya

Tutup

Seni

Geratri Vol.2, 2024: Selebrasi Hari Raya Penari di Batam

7 Mei 2024   21:30 Diperbarui: 7 Mei 2024   21:51 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rezky Gustian Asra, S.Sn., bersama para penari. Foto: Rezky Gustian Asra, 2024.

"PERFORMING" DALAM PANDANGAN RICHARD SCHECHNER

Geratri kembali meracik pertunjukan dalam gelaran yang optimal. Pertunjukan, yang dipertunjukan, menunjukkan adalah kata dalam bahasa Indonesia dapat diasumsikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan barang atau entitas yang diperlihatkan, sesuatu yang memiliki kapasitas untuk dipertontonkan, dan sengaja dipertontokan untuk menyampaikan pesan/ gagasan. Bahkan dalam bidang seni, tindakan ini kemudian mengacu pada unsur penampil dan penonton (artist and spectators); pun sesuatu yang terkait tindakan keseharian dan bukan keseharian yang kemudian bertaut dengan 'perfomativiti'. 

Mudahnya dipahami bahwa sebuah pertunjukan/ tindakan mempertontonkan memiliki spektrum luas, sehingga muncul sebuah 'kesadaran' (consciousness) baik yang bersifat individu maupun kolektif. "The more self-conscious a person is, the more one constructs behavior for those watching and / or listening, the more such behavior is "performing"". 

Jelas, sesuatu yang dipertunjukan butuh kesadaran antara kedua pihak, penampil dan penonton, apa yang ditampilkan dan apa yang ditangkap. Berangkat dari hal tersebut, kesadaran menjadi bentuk atensi memperhatikan dan diperhatikan. Keduanya seperti dua sisi mata uang, sebalik dan selaras. 

Maka, semakin besar perilaku apresiatif terhadap wujud seni tertentu saat ditampilkan menjadi semakin besar pula kesadaran penampil untuk menyuguhkan sajian. Seperti, kinerja penyelenggara gelaran selebrasi ini menjadi bentuk pertunjukan yang secara jelas bukan aktivitas keseharian, karena kesadaran utama beranjak dari peduli pada keberlangsungan hidup tari di lingkungan masyarakat Batam yang plural dan metropolis. 

Harapan besar kegiatan semacam ini akan terus memacu tumbuh kembang para pelaku tari, seniman tari, akademisi tari, pemerhati tari, pecinta tari dan siapa saja yang peduli pada keberlangsungan tari untuk bersama membangun ekosistem berkesenian di kota Batam pada kondisi yang memuliakan kemanusiaan. 

referensi:

Schechner, Richard. (2002). Performance Studies: Am Introduction. London & New York: Routledge.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun