"PERFORMING" DALAM PANDANGAN RICHARD SCHECHNER
Geratri kembali meracik pertunjukan dalam gelaran yang optimal. Pertunjukan, yang dipertunjukan, menunjukkan adalah kata dalam bahasa Indonesia dapat diasumsikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan barang atau entitas yang diperlihatkan, sesuatu yang memiliki kapasitas untuk dipertontonkan, dan sengaja dipertontokan untuk menyampaikan pesan/ gagasan. Bahkan dalam bidang seni, tindakan ini kemudian mengacu pada unsur penampil dan penonton (artist and spectators); pun sesuatu yang terkait tindakan keseharian dan bukan keseharian yang kemudian bertaut dengan 'perfomativiti'.Â
Mudahnya dipahami bahwa sebuah pertunjukan/ tindakan mempertontonkan memiliki spektrum luas, sehingga muncul sebuah 'kesadaran' (consciousness) baik yang bersifat individu maupun kolektif. "The more self-conscious a person is, the more one constructs behavior for those watching and / or listening, the more such behavior is "performing"".Â
Jelas, sesuatu yang dipertunjukan butuh kesadaran antara kedua pihak, penampil dan penonton, apa yang ditampilkan dan apa yang ditangkap. Berangkat dari hal tersebut, kesadaran menjadi bentuk atensi memperhatikan dan diperhatikan. Keduanya seperti dua sisi mata uang, sebalik dan selaras.Â
Maka, semakin besar perilaku apresiatif terhadap wujud seni tertentu saat ditampilkan menjadi semakin besar pula kesadaran penampil untuk menyuguhkan sajian. Seperti, kinerja penyelenggara gelaran selebrasi ini menjadi bentuk pertunjukan yang secara jelas bukan aktivitas keseharian, karena kesadaran utama beranjak dari peduli pada keberlangsungan hidup tari di lingkungan masyarakat Batam yang plural dan metropolis.Â
Harapan besar kegiatan semacam ini akan terus memacu tumbuh kembang para pelaku tari, seniman tari, akademisi tari, pemerhati tari, pecinta tari dan siapa saja yang peduli pada keberlangsungan tari untuk bersama membangun ekosistem berkesenian di kota Batam pada kondisi yang memuliakan kemanusiaan.Â
referensi:
Schechner, Richard. (2002). Performance Studies: Am Introduction. London & New York: Routledge. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H