Masih di bawah tenda-tenda besar, dibelakang deretan kursi yang menghadap panggung, terdengar riuh rendah suara para anak-anak muda yang duduk menghadap ke arah empat TV ukuran besar yang terpasang menghadap kearah pantai. Mau tau mereka lagi ngapain? Inilah tempat yang disediakan penyelenggara bagi anak-anak muda penyuka mobile legends untuk unjuk kebolehan. Arena Land of Dawn namanya.
Setelah pagelaran seni, panitia juga turut menggelar kompetisi bertajuk Nias Pro e-Sports Tournament. Empat TV besar tadi menjadi layar bagi tim-tim mobile legends untuk adu kemampuan secara online. Tidak kalah seru para penonton yang mayoritas pendukung tim ikut tertantang adrenalinnya menyaksikan game battle yang tersaji.
Terus menyusuri pantai kearah selatan, berdiri stand-stand yang dikhususkan bagi pelaku UMKM. Panitia benar-benar cermat dan jeli memadukan olahraga dengan UMKM. Ibarat pepatah sambil berselancar minum air.... Ajang internasional ini benar-benar dimanfaatkan untuk mempromosikan produk-produk UMKM dari masyarakat lokal, mulai dari kerajinan tangan khas Nias Selatan sampai dengan produk makanan.
Yang menarik kehadiran beberapa UMKM dari luar Nias Selatan seperti dari Kota Gunungsitoli. Suatu bukti bahwa event WSL QS 5000 Nias Pro 2023 bukan hanya milik Nias Selatan tetapi telah menjadi kebanggaan Kepulauan Nias.
*****
"Itu siapa tadi Sand, kurang dengar namanya dipanggil....." tanya Binsar sambil menujuk kearah laut. Sore itu, bersama Sandra dan pengunjung lainnya, Binsar duduk dibawah tenda yang disediakan untuk menyaksikan para peselancar unjuk kemampuan meliuk-liuk diatas ombak yang bergulung-gulung.
"Rio Waida bang namanya. Asli Bali...." Jawab Sandra sambil membetulkan posisi topi lebarnya yang tertiup angina.
"Gilak, keren bangen mainnya Sand..."