Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Fenomena Pusat Perbelanjaan Pasca Pandemi, Bertahan Atau Tutup Permanen

3 September 2023   17:24 Diperbarui: 3 September 2023   17:59 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kombinasi apartment dengan pusat perbelanjaan di perkotaan || Sumber foto: kompas.com

1. Berkembangnya e-commerce

Pandemi telah mengubah pola distribusi barang dan jasa di masyarakat yang mempengaruhi pola penjualan sebagai dampak pembatasan aktivitas masyarakat. Kegiataan jual-beli secara tatap muka dihindari. 

Kondisi ini dibaca sebagai peluang bagi sebagian besar produsen dan seller. Ada ruang yang harus segera diisi untuk memenuhi kebutuhan beli masyakarat khususnya dalam hal kebutuhan pokok. Metode jual beli secara online pun mulai tumbuh dan berkembang (e-commerce). Adaptasi yang dianggap tepat untuk meneruskan usaha sekaligus wujud adopsi teknologi.

Penawaran produk mempergunakan plaftform media social sedangkan distribusi barang bekerjasama dengan perusahaan jasa pengiriman atau diantar sendiri bagi pelaku usaha kecil dan menengah. Metode penjualan dan distribusi tersebut benar-benar mewujudkan makna pembeli adalah raja. Semua dapat dilakukan dari rumah, membeli dari rumah dan menerima barangnya di rumah.

Dari sisi penjual, metode ini tidak memerlukan tempat besar selayaknya gerai atau toko untuk menawarkan produknya. Cukup dari sebuah rumah, gudang kecil, bangunan sederhana dan lainnya, si penjual dapat menawarkan produknya. Biaya sewa tempat dapat direduksi oleh si penjual. Apalagi didukung dengan transaksi keuangan non-tunai yang serba memudahkan.

2. Omset Menurun, Biaya Sewa Tinggi

Penurunan nilai omset merupakan pengaruh langsung dari menurunnya daya beli masyarakat yang di masa pandemi cenderung mengutamakan kebutuhan pokok dan mendesak. Pada tataran yang lebih kompleks, kondisi perekonomian golobal yang fluktuatif juga berimbas pada perekonomian nasional yang terkadang mejurus ke arah kelesuan.

Disisi yang berbeda, pengelola mall telah memiliki perjanjian sewa dengan produsen dan penjual yang hukumnya wajib untuk dipenuhi. Tergerusnya omset dan kewajiban membayar sewa yang setiap tahun cenderung naik menghadirkan alasan kuat bagi penjual menutup gerai atau tokonya.

3. Semakin ketatnya persaingan antar pusat perbelanjaan

Tidak bisa dipungkiri bahwa persaingan bisnis antara pusat perbelanjaan telah menjadi hal lumrah. Persaingan tersebut melahirkan sejumlah ide dan gagasan bisnis untuk menjadi yang terdepan. Salah satu ide bisnis tersebut adalah membuka minimarket-minimarket di kawasan perumahan dan apartment. Bahkan sekarang sangat mudah kita menemukan minimarket di perkantoran.

Kehadiran minimarket memudahkan para pekerja dan penghuni perumahan karena tidak perlu berjalan jauh menuju pusat perbelanjaan dalam memenuhi kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun