Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Fenomena Pusat Perbelanjaan Pasca Pandemi, Bertahan Atau Tutup Permanen

3 September 2023   17:24 Diperbarui: 3 September 2023   17:59 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut mall di Jakarta terlihat sepi pengunjung || Sumber foto: megapolitan.kompas.com

"Terakhir kerja kan bang itu di Ramayana Pringgan bang. Sejak Maret kemarin Ramayana itu tutup permanen. Seluruh karyawan diputus kontrak. Termasuklah bang Ginting. Padahal udah lama dia kerja di situ..."

"Pernah abang denger berita kalo Ramayana Pringgan akan tutup. Nggak nyangka kalo bang Ginting kerja di situ. Kasihan juga ya Sand, apalagi di usia yang sekarang, Bang Ginting pasti sedikit sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru..."

Ramayana Pringgan resmi tutup dan gedungnya akan dijadikan mall pelayanan publi || Sumber foto: medanbisnisdaily.com
Ramayana Pringgan resmi tutup dan gedungnya akan dijadikan mall pelayanan publi || Sumber foto: medanbisnisdaily.com

*****

Sejak Indonesia dilanda pandemi Covid 19, fenomena mall tutup sudah bukan hal baru lagi. Bahkan tren tersebut masih terasa pasca pandemi. Terbaru, Gerai ritel modern Transmart Star Square Manado yang telah beroperasi sejak 2017 akhirnya menyerah dengan dinamika pasar dan harus tutup per 30 Juni 2023. Gerai Transmart di Manado ini mengikuti jejak gerai Transmart lainnya yang sudah tutup permanen yaitu gerai yang terletak di Mangga Dua Square, Jakarta Utara; Kuningan, Jakarta Selatan; Permata Hijau, Jakarta Selatan; Cempaka Mas, Jakarta Pusat; Ambasador, Jakarta Selatan; Tamini Square, Jakarta Timur; dan Kepri Mall, Batam. Transmart, jaringan ritel grosir milik CT Group, merupakan ritel grosir dengan jumlah terbanyak kedua di Indonesia.

Jauh hari sebelumnya, Giant telah menutup seluruh gerainya di Indonesia hingga akhir Juli 2021 sehingga per 1 Agustus 2021, gerai Giant tidak ada lagi yang beroperasi di Indonesia.

Hal yang berbeda terjadi pada Ramayana. Walau beberapa gerainya tutup permanen termasuk Ramayana Pringgan di Kota Medan, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) termasuk perusahaan ritel yang masih bertahan. Bahkan pada Tahun 2023 yakin mampu membidik pertumbuhan penjualan kotor pada angka 3 -- 5 %. Angka realistis tersebut berpijak pada pembukuan penjualan kotor tahun 2022 lalu sebesar 4,95 trilyun rupiah.

Berita baik lainnya muncul dari PT. Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang merencanakan membuka 12 -15 gerainya menyusul pembukaan 7 gerainya sejak awal Tahun 2023 di Bekasi, Cikarang, dua gerai di Semarang, Sleman, Balikpapan, dan Bali.

Ada apa dengan perusahaan ritel kita? Mengapa sulit bertahan pasca pandemi? Tentu pertanyaan dasar tersebut memerlukan jawaban melihat fenomena mall tutup di sejumlah wilayah. Mengapa tidak, penutupan mall memiliki korelasi erat dengan hal-hal seperti pengangguran, penerimaan daerah berupa pajak, distribusi barang dan jasa, serta pertumbuhan UKM penyangga.

Salah satu sudut mall di Jakarta terlihat sepi pengunjung || Sumber foto: megapolitan.kompas.com
Salah satu sudut mall di Jakarta terlihat sepi pengunjung || Sumber foto: megapolitan.kompas.com

Setidaknya terdapat empat penyebab utama perusahaan-perusahaan ritel menutup mall atau gerai-gerainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun