Sore semakin senja. Mentari kadang-kadang muncul di sisi barat terselubung gumpalan awan hitam. Sandra melirik jam besar di dinding rumahnya. Jam bergambar tokoh wayang Arjuna itu telah menunjukkan pukul 17.55 WIB.
"Baaaangg...cepetan bang, keburu buka nih..." Sandra setengah teriak, seolah masih terbawa suasana latihan koor Ina di gereja tadi malam, dengan nada dasar C = Do
Sore itu, ia dan Binsar akan mengunjungi Ramadhan Fair yang selalu hadir setahun sekali. Jarak antara rumah dengan lokasi Ramadhan Fair berkisar 500 meter.
Tanpa sepatah katapun, Binsar nongol dari dalam rumah. Berpakaian kasual dengan sneakersnya, Geoff Max Footwear. Eits, jangan salah itu brand lokal lho. Binsar dan Sandra merupakan pasangan yang konsisten memilih dan memakai produk-produk dalam negeri.Â
"Yuk....jalan..." ujarnya.
Pintu rumah segera terkunci.
Sambil bergandengan tangan mereka berjalan ke lokasi Ramadhan Fair Kota Gunungsitoli. Menyusuri trotoar jalanan yang mulai ramai dijejali penduduk kota mengisi waktu sambil menunggu waktu buka puasa.
Lokasi yang mereka tuju adalah sebuah area parkiran yang ditata sedemikian rupa oleh Pemerintah Kota yang berkerjasama dengan organisasi-organisasi keagamaan sehingga dapat dipergunakan oleh para pedagang dan UMKM dalam menggelar jualannya selama bulan Ramadhan. Kebijakan sentralisasi pedagang dan UMKM ternyata disambut baik oleh masyarakat. Terbukti, sejak dibuka Ramadhan Fair selalu ramai dikunjungi warga.
"Sand...belok yah...." Binsar segera menarik tangan Sandra dan keduanya berbelok arah menuju Jalan Gomo.
Keduanya tahu betul, jika melanjutkan berjalan menyusuri trotoar tadi, mereka akan dipertemukan dengan sejumlah penjual dengan gerobak-gerobak yang berjejer diatas trotoar. Ada sekitar 5 gerobak jualan yang berjarak masing-masing antara 2 - 4 meter. Binsar dan Sandra tidak ingin perjalanannya terganggu oleh keberadaan gerobak-gerobak itu.