Mohon tunggu...
Dennis Baktian Lahagu
Dennis Baktian Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Penghuni Bumi ber-KTP

Generasi X, penikmat syair-syair Khairil Anwar, fans dari AC Milan, penyuka permainan basketball.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketahuilah 7 Fakta tentang Kecoa

16 Oktober 2022   13:23 Diperbarui: 16 Oktober 2022   13:37 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang anda lakukan ketika menemukan kecoa dilantai rumah? Barangkali jawaban kita beragam. Ada yang ketakukan lalu menjerit berlalu menghindari kecoa. Ada yang segera memburu kecoa tersebut dengan semprotan pembasmi serangga. Atau ada juga yang segera mengambil sandal jepit dan plaakkk! Kecoa pun mati.

Pada umumnya manusia merasa jijik terhadap kecoa karena dianggap sebagai serangga yang hidup ditempat yang kotor dan tidak bersih seperti tempat sampah, gudang, kandang ternak atau dikamar mandi dan dapur. Sehingga keberadaan kecoa dirumah sering dipersepsikan sebagai indikator rumah tersebut tidak bersih. Fakta tersebut ditambah dengan penilaian bahwa kecoa dapat membawa penyakit.

Serangga yang berasal dari ordo hemimetabola memiliki lebih dari 4600 species yang dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah daratan bumi. Kecoa bernafas dengan trakea dan tidak dapat terbang walau memiliki sayap. Tubuhnya terlihat licin karena memiliki kandungan minyak. Kecoa termasuk hewan yang hidup dengan tidak tergantung pada satu atau dua jenis makanan. Serangga ini memakan makanan yang kita makan. Juga dapat memakan materi feses, kertas, hewan atau tanaman mati bahkan lem dan sabun menjadi sumber makanannya. Jenis hewan pemulung.

Dengan spesies yang mencapai ribuan, namun menurut penelitian hanya terdapat empat spesien yang sering kita jumpai di rumah, yaitu jenis kecoa amerika (periplaneta americana), kecoa jerman (blatella germanica), kecoa australia (periplaneta australasiae) dan kecoa bergaris coklat (supella longipalpa).

Namun terlepas dari segala persoalan menjijikkan dari seekor kecoa, ada beberapa hal yang patut kita ketahui mengenai kecoa.

1. Fakta kecoa mati dengan posisi terbalik

Serangga jenis ini termasuk hewan yang sulit mati kecuali dibunuh. Tanpa kepalapun kecoa masih bisa bertahan hidup selama seminggu. Salah satu upaya membasmi kecoa dengan mempergunakan cairan pembasmi serangga atau insektisida.

Semprotan cairan insektisida yang mengenai tubuh kecoa akan mempengaruhi sistem sarafnya yang membuat otot kecoa kejang dan tidak dapat menjaga kestabilan tubuhnya. Tubuh besar yang ditopang tiga pasang kaki kecil yang terus berlari membuat tubuh kecoa akan terbalik setelah terkena insektisida akibat sistem saraf dan otot yang terganggu. Dalam posisi terlentang tersebut kecoa akan mati jika tubuhnya tidak dapat dibalikkan kembali.

2. Kecoa adalah hewan yang 'sulit' punah

Kecoa merupakan hewan yang sudah ada di muka bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kecoa adalah hewan dengan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa dari beragam seleksi alam. Kecoa mampu hidup pada suhu ekstrem yang mencapai 0 derajat karena memiliki kemampuan menjaga metabolisme tubuh. Hewan berdarah dingin ini mampu bertahan hidup tanpa makan selama sebulan dan tanpa air selama seminggu. Bahkan mampu menahan napas selama 40 menit.

Seperti apa yang dilansir sciencefocus.com, menyebutkan bahwa kecoa tahan terhadap 6 sampai 15 kali dosis radiasi nuklir yang mematikan bagi manusia. Buktinya, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 ternyata tidak mampu memusnahkan kecoa.

3. Kecoa berkontribusi dalam global warming

Sebuah riset menemukan bahwa kecoa mengeluarkan kentut setiap 15 menit. Kentut tersebut mengandung metana. Dikutip dari laman ditjenppi.menlhk.go.id, Metana merupakan salah satu jenis GRK penyebab pemanasan global. Gas ini lebih dianggap sebagai polutan daripada sumber energi yang berguna. Gas metana pada kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi. Gas metana dapat menyebabkan penurunan oksigen sampai sekitar 19,5%.

Bisa dibayangkan, dalam jumlah yang sangat banyak diseluruh bumi, kecoa dapat dianggap berkontribusi atas  global warming. Uniknya, 18 jam setelah matipun kecoa masih mengeluarkan kentut.

4. Kecoa dapat merasakan makanan tanpa harus memakannya

Manusia memerlukan bantuan indera perasa untuk bisa menentukan rasa makanan yang hendak dimakan. Berbeda dengan kecoa yang tidak memiliki lidah atau alat pengecap selayaknya manusia. Ketiadaan indera perasa tersebut bukan berarti membuat kecoa tidak bisa merasakan makanan sama sekali. Kecoa dibekali bulu-bulu halus di kaki, mulut dan sayapnya. Bulu halus tersebut berfungsi sebagai indera perasa yang sama fungsinya dengan indera perasa yang dimiliki manusia dan hewan, mampu mendeteksi rasa pahit, manis dan zat kimia dalam makanan.

5. Kecoa termasuk hewan yang jago lari.

Kecepatan berpindah tempat dari seekor kecoa mencapai 1,5 meter/detik atau rata-rata 5,4 km perjam. Fakta juga menunjukkan bahwa seeokor anak kecoa memiliki kecepatan berjalan yang hampir setara kecoa dewasa. Kemampuan berlari yang cukup cepat tersebut berimplikasi pada sebaran kuman dan bakteri yang terbawa oleh kecoa, sesuatu yang tidak disadarinya. Dalam berbagai laman penelitian, kecoa dapat menjadi vektor pembawa penyebab penyakit, seperti salmonella, staphylococcus, dan streptococcus, yang diperoleh dari apa yang dilaluinya atau disinggahinya. Diperkirakan seekor kecoa dapat membawa 33 jenis bakteri patogen di tubuhnya.

6. Mempergunakan 75% waktunya untuk beristirahat

Kita jarang sekali melihat kecoa berjalan-jalan seperti halnya semut beriringan membentuk barisan di dinding atau di pinggiran lantai. Kecoa juga tidak terlihat seperti lalat yang sering mengincar makanan di atas meja atau seperti nyamuk yang nguing nguing kesana kemari. Kecoa lebih banyak berada ditempat persembunyiannya. Istirahat. Ya, hampir 75% waktu hari-harinya dipergunakan untuk istirahat. Sembari istirahat, waktu tersebut dipergunakan kecoa untuk meregenerasi kulit.

7. Kecoa memiliki MoU dengan bakteri

Selain menjadi vektor pembawa, kecoa ternyata juga membangun hubungan simbiosis dengan bakteri seolah diantara keduanya terjalin memorandum of understanding (MoU). Sebuah penelitian menemukan bahwa bakteri pseudomonas aeruginosa dapat berkembang secara ekstensif dalam usus kecoa. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, gangguan pencernaan, hingga sepsis (keracunan darah). 

Demikian juga bakteri-bakteri khusus yang disebut bacteroides hidup simbiosis pada sel-sel khusus yang dinamakan mycetocytes dalam tubuh kecoa yang diwariskan ke generasi baru oleh induk kecoa. Sembari hidup nyaman dalam jaringan lemak kecoa, bakteri ini memproduksi semua vitamin dan asam amino yang dibutuhkan kecoa.

Walau begitu menjijikkan serta memiliki potensi besar untuk menyebarkan penyakit, ternyata kecoa memiliki sejumlah fakta hidup yang mengagumkan dan tidak dimiliki oleh hewan lainnya. Namun bagi kita, kecoa tetaplah kecoa. Imagenya tetap seperti semula, tiada bisa berubah. Kecoa, sang pemulung yang dapat menyebabkan penyakit. Entah sampai kapan kecoa menyadarinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun