Seorang Jepang bernama Yamada, pada tahun 1997 pernah melakukan penelitian tentang mangrove. Dia menyimpulkan bahwa hutan bakau dengan ketinggian pohon sekitar 4 meter dan dengan ketebahan hutan 100 meter, mampu mengurangi energi gelombang tsunami yang tingginya 10 meter hingga 50%.
Di tengah menghangatnya masalah perubahan iklim akibat efek rumah kaca, pelestarian hutan mangrove menjadi solusi jitu untuk mampu mereduksi peningkatan emisi karbon.Â
Merujuk pada penelitian Center for International Forestry Resaerch (CIFOR) dan United State Department of Agriculture (USDA) menunjukkan kepadatan karbon pada hutan mangrove lebih tinggi empat kali dari hutan tropis pada umumnya.Â
Penyerapan karbon (carbon sinks) oleh mangrove mencapai hingga 77,9 %, dimana karbon yang diserap tersebut disimpan dalam biomassa mangrove yaitu pada beberapa bagian seperti pada batang, daun, dan sedimen.Â
Realita ini menjadikan hutan mangrove sangat efektif untuk menahan laju kencangnya peningkatan emisi gas karbon. Pelestarian dan penanaman hutan mangrove menempati prioritas untuk diwujudnyatakan.
Patut kita memperhatikan lagi seruan Presiden Joko Widodo saat melakukan penanaman mangrove di Pantai Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 28 September 2021, "...Artinya, kita memiliki sebuah kekuatan dalam potensi hutan mangrove. Tetapi, yang paling penting adalah bagaimana memelihara, bagaimana merawat, bagaimana merehabilitasi yang rusak, sehingga betul-betul hutan mangrove kita ini semuanya terjaga."Â
Melakukan pelestarian terhadap hutan mangrove telah menjadi bagian wujud komitmen Indonesia mendukung percepatan Nationally Determined Contribution (NDC) sebagaimana yang telah disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015.
Seruan ini bukan sekedar seruan yang kemudian terbang terbawa angin. Ada harapan besar agar kita sebagai anak-anak bangsa turut ambil bagian dalam pelestarian hutan mangrove.Â
Apa yang telah dilakukan Bogasari di Pantai Marundra, Jakarta Utara, mungkin hanya andil kecil namun akan berefek besar pada saatnya nanti. 1.000 bibit mangrove yang ditanam hari itu akan menjadi ekosistem besar dimasa mendatang jika terawat dan dilestarikan dengan baik. Hutan kecil mangrove akan menjadi hutan besar dan pada saatnya kita akan sangat berterimakasih kepada hutan-hutan mangrove itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H