Pewarisan budaya modern biasanya dipengaruhi oleh kelompok sosial dan media massa. Kelompok sosial biasanya meliputi bidang pendidikan yang menjadi tempat bertumbuhnya kepribadian serta budi pekerti, perkembangan ilmu budaya, dan masih banyak lagi. Ada juga bidang perekonomian dan bidang politik.
Selain kelompok sosial ada juga media massa. Media massa menunjukkan bahwa dunia luar semakin terbuka lebar, sehingga pertukaran informasi akan semakin cepat dan tidak menutup kemungkinan pula bahwa akan terjadi penyebaran budaya. Memang media massa apalagi internet akan membawa dampak positif, seperti membuka luas cakrawala pengetahun dan mempercepat proses perkembangan industri karena masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sayangnya dampak negatif juga masuk. Contohnya seperti adanya pergeseran nilai-nilai budaya, jika perkembangan ini tidak dibarengi dengan nilai-nilai budaya yang seimbang, maka akan menimbulkan kebingungan apalagi pada generasi muda yang masih labil, dan akhirnya akan menimbulkan pengadopsian nilai budaya namun yang buruk.
Bisa juga terjadi culture lag atau ketimpangan budaya karena budaya asing yang semakin banyak diterima oleh generasi muda namun generasi tua yang tidak menerima budaya asing. Bisa juga terjadi culture shock yang bisa memicu frustasi dan ketertinggalan karena suatu individu belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi.
Media internet tidak perlu kita anggap sebagai hal yang buruk untuk perkembangan budaya. Selagi kita masih bisa mengontrolnya, maka internet bisa menjadi gerbang bagi Indonesia bekarya di tengah arus globalisasi.
Salah satu faktor pendukung kuat determinisme budaya adalah dua penyebaran ini. Jika penyebaran budaya pada masyarakat terlalu fokus lewat media massa seperti internet, maka budaya-budaya asing yang dianggap anak muda keren akan diadopsinya dan akan disebarkan ke teman-temannya. Masalahnya jika budaya yang disebarkan ialah budaya negatif seperti budaya permisif dan pragmatisme yang akhirnya menimbulkan hidup serba instan, lalu budaya egoisme, dan turunnya ketertarikan anak muda akan budaya tradisional karena banyak tontonan kesenian budaya luar seperti k-pop, maka lama-lama generasi muda akan dilema dengan budaya-budaya semacam ini, dan secara tidak langsung mempengaruhi tingkah lakunya serta kepribadiannya.
Maka dari itu kembali lagi bahwa keluarga menjadi pembimbing nomor satu untuk terus mengingatkan individu akan batas. Selain itu bisa juga generasi muda memasukkan budaya-budaya lokal yang dibuat dengan kreatif agar bisa melawan budaya-budaya asing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H