Hai kompasianer,
Diantara kalian adakah yang masih single? bagaimana sih perasaannya?
- Aku happy
- Santai saja
- Nyaman
Itulah jawaban yang diberikan beberapa teman saya yang masih single alias jomblo alias belum menikah. Mereka jawabannya santai tanpa beban dan diiringi senyum. What? masih bisa tersenyum?! mengapa tidak!
Pembahasan ini menjadi menarik ketika saya mengobrol dengan seorang sahabat sebut saja Lusye namanya. Usianya 35 tahun belum menikah. Lusye cantik, kulitnya putih mulus khas wanita Kawanua- Sulawesi Utara. Dia belum menikah bukan tidak ada yang mau dengannya. Lebih dari mau alias banyak yang ngantri.Â
Apalagi Lusye punya jabatan mentereng di sebuah bank. Namun ada sebuah kisah yang membuat dia berpikir untuk tidak menikah. Dulu ketika masih kuliah di universitas swasta Lusye punya kekasih namanya Bimo. Pacaran mereka awet  mulai dari semester awal kuliah sampai mereka sama-sama bekerja  dan punya karir yang bagus. Bimo bekerja disebuah perusahaan pengembang ternama sebagai pimpinan proyek.
Masa pacaran 7 tahun sudah cukup membuat ikatan cinta mereka kuat. Saling percaya satu sama lain. Sampai akhirnya diluar dugaan Bimo memutuskan hubungan sepihak.
"Apa salah saya Bim?"
"Kamu tidak salah Lus yang salah keadaan sehingga terpaksa saya harus memutuskan mau tidak mau menikah wanita lain", ujar Bimo tertunduk.
"Apa?!"
Akhirnya Bimo bercerita selama ini jabatan pimpro didapatnya dengan jalan  harus bayar harga. Dimana Sandra wanita yang katanya "perawan tua" (usianya sudah 45 tahun) menyukainya. Sandra ini adalah pemilik perusahaan tempat Bimo bekerja. Awalnya Bimo menganggap ajakan meeting di puncak, hotel adalah bagian sebuah pekerjaan. Bentuk perhatian berupa pujian sering dilontarkan Sandra. Dan Bimo menganggap itu hal biasa seorang pimpinan melihat kinerja anak buahnya.
Berbagai cara Sandra cari untuk merebut perhatian Bimo. Termasuk pencapaian jabatan Bimo yang sekarang. Apalagi Sandra tidak malu memperkenalkan Bimo kepada keluarga besarnya sebagai kekasih. Itulah pria ya, tidak kuat iman! demi sebuah jabatan akhirnya kekasih yang setia mendampingi dalam suka dan duka tersingkirkan.Â
Apakah Lusye trauma?
Kata itu tidak ada dalam kamus Lusye. Baginya Bimo bukan pria baik yang tepat untuk menemaninya kelak di hari tua. Lusye percaya Sang Pemilik Kehidupan akan mempertemukan dia pada pria baik menurut versinya Tuhan, bukan versinya Lusye yang menganggap selama ini Bimo adalah baik.
Kompasianer...
Sekarang ini fenomena wanita single (umumnya wanita ya, pria jarang dibicarakan) menjadi topik "kepoh" yang sering dibicarakan masyarakat. Penilaian negatif umumnya dilontarkan,
Milih-milih sih
Ya bestie, hidup ini'kan harus memilih ya. Memang tidak ada manusia yang sempurna tetapi memilih itu penting loh! memilih saja banyak yang gagal rumahtangganya apalagi asal comot  yang penting menikah
Cari Apa sih?
Ini juga sering diucapkan. Ada dong yang dicari. Beberapa teman saya single bercerita mereka mencari pria seiman, bekerja pasti alias tidak serabutan dan pejuang alias tidak males. Menurut saya ini hal wajar yang disampaikan
Nanti Gak Laku Loh
Ah ini bentuk kata penghakiman yang sangat tidak  adil sering diucapkan pada wanita yang terkesan memilih dan tidak laku, memangnya barang dagangan diperjualbelikan?Â
Sebagai sesama wanita saya mau berpendapat untuk wanita yang saat ini masih single.Â
Single Bukan Aib
Jangan pernah merasa malu ketika dirimu masih sendiri alias belum memiliki pasangan. Penting loh ini ditanamkan dalam diri bahwa status single bukanlah aib. Sehingga harus ditutupi dan menghindari pertemuan keluarga karena bosen dengan pertanyaan kapan married?Â
Single But Still Happy? Ini Faktanya:
Menentukan Keputusan
Ini adalah kebahagiaan sejati seorang single. Dia mempunyai kebebasan penuh dalam menentukan keputusan. Termasuk karir masa depan. Tentunya ketika seseorang telah selesai pencapaian akhir dalam jenjang pendidikan ingin bekerja di tempat yang terbaik. Tetapi hal ini menjadi kendala ketika sudah menikah. Seringkali kita mendengar kalimat ini, "perempuan sekolahnya jangan tinggi-tinggi. Ujung-ujungnya juga nanti ke dapur" . Kenyataannya memang banyak terjadi. Suami tidak mengijinkan istrinya untuk berkarir walaupun karir itu sudah dirintis sejak sebelum menikah. Menyedihkan!Â
Bebas
Nah kebebasan ini di miliki sepenuhnya oleh si single dibandingkan yang berkeluarga. Misalkan saja mau travelling kemana dan kapan saja tentunya bisa. Beda kalau ada pasangan, harus ijin dulu jauh-jauh hari dan itupun belum tentu dapat ijin.
Me Time
Berbahagialah yang menjadi single karena ada "me time" untuk diri sendiri. Hal ini tentunya menjadi sulit bagi wanita yang sudah berkeluarga apalagi sudah ada anak. Terkadang sifat ego pasangan muncul. Me time untuknya dengan teman-teman bisa tetapi saat istrinya minta untuk gantian urus anak karena mau jalan-jalan dengan teman, sulitnya minta ampun.
Hobby Tersalurkan
Hobby itu adalah kebahagiaan, apalagi jika hobby dibarengi dengan bakat. Misalkan saja Anda hobby melukis. Seorang yang senang melukis seringkali menghabiskan waktunya untuk berdiam diri untuk menghasilkan suatu karya. Kembali lagi ini sebuah kebebasan. Jika single tentunya bebas saja menggunakan waktunya menjadi berbeda ketika sudah berkeluarga ada skala prioritas.Â
Menikmati Hidup
Inilah indahnya menjadi single alias jomblo, bisa menikmati hidup sesukanya tanpa larangan. Misalnya saja mau pulang larut malam atau tidak pulang nginap di rumah teman karena harus lembur di tempat kerja fine-fine saja tentunya. Berbeda jika sudah berkeluarga semalam apapun HARUS pulang tidak elok terlihat jika seorang istri karena lembur jadi nginap di rumah teman. Atau seorang single menikmati hidup dengan bangun tidur siang saat weekend, jam 9-10 misalnya. Kalau sudah berkeluarga sepertinya sulit ya dilakukan. Bener gak sih...
Saluran Berkat
Kebahagiaan lain menjadi single adalah menjadi saluran berkat pada orang lain. Beberapa wanita single yang saya temui merasa happy ketika sebagaian dari penghasilannya bisa diberikan pada keluarga, membantu orang tidak mampu atau membahagiakan ponakan. Tentunya hal ini menjadi sulit dilakukan jika si single sudah menikah. Penghasilan yang didapat ada skala prioritas tentunya keluarga lebih diutamakan.
Tips Happy Ala Single
EGP
Alias Emang Gue Pikirin ini penting banget untuk ditanam dalam pikiran. Jangan dengerin apa kata orang tentang status Anda. Perlu ada filter dari setiap perkataan orang lain tentang diri Anda. Yang bagus diterima, yang dijelek tidak perlu diingat. Agar tidak menjadi toxic.
KebahagiaanÂ
Itu Anda yang tentukan bukan orang lain lain. Kalau merasa bahagia dengan menjadi single silahkan jalankan. Jangan terpaksa akhirnya menikah hanya untuk membahagiaan orang lain, misalnya orangtua. Karena ujungnya penderitaan kelak didalam pernikahan
Be yourself
Jadilah dirimu sendiri untuk hidupmu. Kalau memang belum siap untuk menikah jangan paksakan! Jika saat ini sudah punya kekasih tetapi masih ragu untuk melangkah, jangan paksakan! Lebih baik telat menikah tetapi dapat pria terbaik dariNya daripada cepat menikah tetapi sebenarnya pasangan Anda bertopeng.
Berdo'a
Percaya deh do'a adalah cara paling ampuh bagi setiap ummat terutama saat merasa dirinya hampa dalam kesendirian. Minta kekuatan padaNya didalam menjadi hidup sebagai seorang single
So Kompasianer,
Untuk yang masih single-single nih always smile, always happy ya. Jomblobahagia, jombloberkualitasÂ
Dennise
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H