Zizi 35 tahun, baru 2 tahun wanita asal Surabaya ini menyandang status janda. Jujur, dia belum siap menjadi janda apa kata orang nanti? Apalagi suaminya tokoh agama yang berperan penting di lingkungan tempat tinggalnya. Namun suaminya yang suka KDRT kelakuannya tidak bisa ditoleransi lagi. Terakhir nyaris nyawanya melayang ketika mereka bertengkar sang suami menyekek lehernya.Â
Untung datang malaikat ketua RT yang datang ke rumah untuk suatu keperluan. Akhirnya cengkaraman tangan itu dilepaskan. Siapa yang sangka sang suami yang religius dan terlihat santun itu seorang pemberang dengan tingkat emosi tinggi. Status janda membuatnya minder dan sulit move on
Abiba 39 tahun.Sudah 4 tahun wanita berhijab ini menjadi janda. Biba, begitu biasa dipanggil. Terpaksa melakukan gugatan cerai ( suami tidak mau menceraikan ) dikarenakan suaminya tidak punya tanggungjawab dalam keluarga. Anak 3, usia 3, 5 dan 7 tahun. Judulnya suami tetapi tidak ada tanggungjawab secara finansial.Â
Suaminya bekerja namun penghasilannya habis di meja judi. Buat apa punya suami kalau tidak ada tanggungjawab. Setelah menggugat cerai, Biba malah jadi bahan perguncingan tetangga dan keluarga suami. Karena dimata tetangga, suami Biba ini baik dan sayang keluarga begitupun di lingkungan keluarga suaminya.Â
"Dasar perempuan gatal! ceraikan suami biar dapat yang baru", ucapan nyinyir itu sering terdengar dan buat kuping panas. Awalnya Biba emosi namun lama-lama sudah kebal dan berprinsip EGP alias Emang Gue Pikirin
Tiur 42 tahun, wanita yang bekerja sebagai Manager Acounting sudah 5 tahun jadi janda. Terpaksa dia menggugat suaminya karena selingkuh dan menikah diam-diam dengan memalsukan identitas. Sebagai wanita Batak, Tiur merasa malu, minder ketika statusnya menjadi bahan perguncingan dikalangan keluarganya
"Kamu gak malu apa jadi janda? Kasihan anak-anak kalau kalian cerai. Maafkanlah suamimu! Wanita itu'kan bukan wanita Batak kau pasti lebih berhargalah di mata keluarga"
Semua kata-kata itu tidak ada yang enak terdengar di kuping, terkesan menyudutkan dan keputusan menjadi JANDA adalah keputusan yang SALAH
Mereka yang berkomentar nyinyir karena tidak ada dalam posisi Anda. Bagi janda karena suaminya meninggal bebannya tidak seberat janda yang TERPAKSA harus bercerai. Di zaman nowini sudah banyak  wanita cerdas yang tidak lagi bermain hati.
Bagi gue gak penting status punya suamitetapi tidak ada tanggungjawab dalam finansial
Cinta, gue gak percaya lagi.Mana ada namanya cinta tetapi selingkuh lancar
Masa tunggu mampus gue baru cerai. Siapa yang tahan tiap hari dipukulin
Gak ada yang bisa gue banggain dari suami.Ya peminum, penjudi, selingkuh.Terus gue harus bertahan.So what ge'to loh...
Janda itu bukanlah aib. Jadi gak perlu malu.Semua wanita ketika berumahtangga pastinya ingin bahagia dan langgeng rumahtangganya hingga kelak menjadi kakek-nenek. Namun ketika prahara datang dari pasangan dan sudah tidak mampu kagi mengatasi, keputusan terakhir adalah cerai dan bersiap dengan status janda
Stigma di masyarakat sudah terbentuk bahwa janda itu genit, penggoda suami orang, lemah dan berharap mendapat santunan materi dari orang lain. Orang bisa saja mengatakan seperti itu namun Anda jika Janda harus membuat tekad yang kuat, Gue Janda, Gue Sukses dan Gue Bahagia
Untuk sukses secara materi memang tidaklah gampang harus memiliki tekad yang kuat. Kalau selama ini ada yang nyinyir dengan status Janda yang hanya bisa minta belas kasihan orang secara materi, mulai sekarang ayo tunjukan bahwa Anda mampu! Saya banyak mengenal Janda yang sukses setelah cerai dari suaminya.Â
Sebut saja public figure Maya Estiantidan Yuni Shara.Selama ini tidak ada gosip miring tentang kehidupan pribadi mereka. Kuncinya, mereka mampu menempatkan diri sebagai janda terhormat, tidak murahan terutama gonta- ganti pasangan. Ke-2 wanita ini gigih dalam bekerja dan ini terlihat dengan pembuktian anak-anak mereka sehat, pintar dan tidak berulah
 Atau bisa juga menciptakan ladang pekerjaan baru yang Anda ciptakan sendiri tanpa harus keluar rumah. Misalkan membuka usaha salon, bisnis sembako, menjadi penulis atau apa saja. Pekerjaan jika ditekuni maka dikemudian hari akan memberikan hasil yang memuaskan
Seorang janda dapat dikatakan sukses jika dia mampu mengantarkan anak-anaknya hingga sekolah tinggi, bekerja dan menikah. Memang bukan pekerjaan mudah. Seringkali anak-anak yang orangtuanya bercerai kehidupannya hancur. Sekolah tidak selesai, berulah dan menyalahkan orangtua ketika mereka gagal
Inilah yang menjadi PR untuk para janda yang memiliki anak bahwa tanpa ayah anak-anak bisa sukses. Caranya:
- Motivasi anak, pendidikan itu penting
- Dampingi anak ketika sekolah
- Quality time bersama anak
- Tempat sharing dan memberikan solusiÂ
Janda bisa Bahagia, Why Not?
Jadi janda'kan bukan berarti penderitaan seumur hidup yang akhirnya tidak bisa happy alias bahagia. Boleh menangis saat awal menjadi janda karena suami meninggal dunia. Boleh sedih ketika mengingat kelakuan suami yang kasar, selingkuh, tidak bertanggungjawab dan menghargai.Â
Namun tangis kesedihan itu'kan ada batasnya. Menangis menguras energi dan emosi yang bisa menyebabkan wajah jadi cepat tua. Tentunya Anda tidak mau tua sebelum waktunya karena wajah yang kusut'kan. Yuks, ciptakan kebahagiaan bersama orang-orang tercinta.
Melakukan hobby seperti :
- menyelam, naik gunung
- Hangout bersama sahabat
- Mengunjungi keluarga
- Mempercantik diri ke salon
- Cuti kerja untuk liburan
So, tetap bersemangat ya para janda cantik, terhormat. Good bless all ( D/s )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H