Tahukah kamu cerita Nawang Wulan yang selendangnya dicuri Jaka Tarub dalam cerita legenda mereka? Ketika Nawang Wulan pergi mencari selendangnya yang hilang entah kemana, orang-orang percaya bahwa para saudarinya pergi meninggalkannya dan kembali ke kahyangan sebelum akhirnya ia bertemu dengan Jaka Tarub dan jatuh cinta padanya hingga pada akhirnya Nawang Wulan tetap kembali ke kahyangan setelahnya.
Tapi apa benar hanya berakhir begitu saja?
Lantas, bagaimana jika kakak tertua dari 7 bidadari justru berkorban untuk membantu Nawang Wulan mencari selendangnya dan memutuskan untuk tetap tinggal di Bumi?
Beginilah cerita Nawang Wangi, dengan perasaan bersalah dan tanggung jawabnya ia memutuskan tinggal di Bumi dan menjaga adik bungsunya dari rumitnya kehidupan di dunia manusia.
*****
Bulan bersinar cerah saat para bidadari turun dari kahyangan untuk mandi di telaga pada malam hari yang dingin itu. Angin semilir menerpa dedaunan saat Nawang Wangi, kakak tertua dari 7 bidadari, menapakkan kakinya di salah satu batu di pinggir telaga. Matanya menjadi cerah ketika ia menyadari betapa indahnya pemandangan telaga di malam hari.
“Kak, telaganya sangat indah. Untunglah aku ikut kesini untuk melihat ini semua,” ujar Nawang Wulan, si adik bungsu. 7 bidadari mandi di telaga tersebut dengan senang hati di bawah terang bulan. Suara tawa mereka itulah yang menarik perhatian Jaka Tarub hingga akhirnya ia mencuri salah satu selendang yang ditemukannya, milik Nawang Wulan.
Sesaat setelah mereka selesai mandi di telaga, Nawang Wulan panik saat menyadari selendangnya hilang. Nawang Wangi pun membantu Nawang Wulan untuk mencari selendang adiknya itu, tapi mereka tidak kunjung menemukannya. Bidadari lainnya bahkan ikut panik dan terbang kembali ke langit dengan selendang mereka. Nawang Wulan menangis saat melihat para kakaknya sudah kembali ke kahyangan dan meninggalkannya sendirian di dunia manusia.
Tapi yang tidak diketahui Nawang Wulan adalah fakta bahwa Nawang Wangi tetap tinggal di Bumi bahkan hingga ia bertemu dengan Jaka Tarub dan jatuh cinta padanya.
Sebagai kakak tertua, Nawang Wangi memutuskan untuk tetap tinggal dengan perasaan bersalah dan bertanggung jawab atas hilangnya selendang adik bungsunya, merasa bahwa ia tidak melindungi adiknya dengan baik.
Setiap harinya, Nawang Wangi turun dari langit untuk mengawasi keseharian Nawang Wulan, memastikan bahwa hidupnya aman serta bahagia dan sekaligus ikut terus mencari keberadaan selendangnya yang hilang.